Aaaaaaaaaaahh.... Portal berita Kompas Online ada-ada saja.... Hehee.... Sebuah artikel jam 23.21 wib Senin, 7 Juni 2010 menulis di situs berita tersebut, bahwa Indonesia turut serta hadir dalam perhelatan akbar sepak bola dunia 2010 nanti di Afrika Selatan... Setelah artikel tersebut di-kLik, eehh.... kirain kebiasaan PSSI yang suka menganulir keputusannya sendiri dalam sepak bola Indonesia diharapkan bisa menular ke lingkungan FIFA, tidak menjadi kenyataan... Hehee... Contohnya keputusan ngawur di era kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI baru-baru ini, seperti diberitakan pada artikel Kompas, 5 Juni 2010, terakhir, putusan Komisi Banding PSSI yang menganulir sanksi Komisi Disiplin PSSI terhadap Persik Kediri, sehingga menimbulkan ketidakpastian hasil Liga Super yang baru berakhir kemarin. Siapa tahu ada kesebelasan nasional dari salah satu negara peserta dicoret, kemudian FIFA menunjuk Indonesia sebagai negara pengganti disana. Kan bisa saja berharap, contohnya pada Piala Eropa 1992 di Swedia, saat tim nasional Yugoslavia dicoret, karena negara tersebut terjerumus dalam perang, kemudian menunjuk Denmark menggantikannya dan malahan kemudian menjadi juaranya saat itu, mengalahkan Jerman, 2 - 0... Berharap kan boleh saja.... ;) Rupanya artikel tersebut memberitakan, bahwa kesertaan Indonesia terbatas hanya sebagai peserta pada parade pembukaan Piala Dunia dalam program acara pembukaan bertajuk Mushanda Parade, yang akan dihelat pada 10 Juni 2010 mendatang di Burger Park, Pretoria. Hal ini merupakan perwujudan realisasi penyelenggara untuk mengikutsertakan secara aktif banyak negara dalam pesta akbar sepak bola ini, karena Indonesia memiliki banyak fans berat penggemar sepak bola... Indonesia kebagian memperagakan acara pencak silat modern (untuk ini kita ucapkan selamat kepada tim pencak silat dari negara kita atas partisipasinya), yang bergabung bersama 2.000 peserta lainnya dengan aneka ragam bentuk sumbangan peragaan ketrampilan khas dari masing-masing negara anggota FIFA. Yaa.... Rupanya kesertaan Indonesia baru sebatas sebagai negara pembuka acara pesta saja saat ini, seumpama makanan, anggaplah sebagai menu pembuka, sebelum hidangan utama disajikan... Okelah kalau beg... beg... begitu... (Berbagai sumber, Foto google.com) Artikel lain kLik... http://storiesfromtheroad.wordpress.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H