Mohon tunggu...
Dona Dianisya
Dona Dianisya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

CARUT MARUT PENDIDIKAN INDONESIA, SALAH SIAPA?

24 Mei 2015   09:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:40 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup Mahasiswa!!

Hidup Pendidikan Indonesia!!

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum,wr.wb.

(23/5/15) Kampus Timur Universitas Negeri Jakarta telah berlangsung suatu rangkaian acara Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Fakultas MIPA. Sebuah acara yang menjadi wadah untuk mencetak para kader pemimpin masa depan. Pada kesempatan ini kami dilatih untuk tanggap terhadap isu yang akhir-akhir ini beredar di masyarakat. Isu terhangat yang tidak akan habis pembahasannya. Bagaimana Indonesia bisa maju, jika kualitas pendidikan yang diberikan sangat jauh dari kata layak. Sebuah selentingan pertanyaan yang sering muncul dalam benak kami, pelajar, mahasiswa, atau bahkan calon guru, yang akan dicetak dalam kampus kami tercinta, kampus pendidikan.

Dibuka oleh Master of Ceremony, kak Muhammad Zidny Rizki (Ketua BEMJ Biologi). Kemudian diiringi dengan pembacaan ayat suci Al-Quran agar segala kegiatan kebaikan yang kami lakukan selalu diiringi oleh keridha-an oleh Allah SWT. Tepat pukul 10.00 saya baru bisa menghadiri acara luar biasa ini, lagi-lagi karena suatu hal kebaikan yang harus dilakukan terlebih dahulu. Suasana yang terasa dalam ruangan tersebuat adalah semangat, satu kata yang harus dimiliki semua pemuda.

Memasuki acara inti, acara yang dinanti nanti peserta, karena dalam acara ini peserta akan disuguhkan materi materi luar biasa dari para pembicara yang tak kalah hebatnya. Dengan dimoderatori oleh kak Habib dari jruusan Fisika 2013, materi disampaikan oleh pembicara uang luar biasa, kak Ferly Ferdiant, S.E. “Kondisi pendidikan Indonesia dalam menghadapi MEA(12/15)” Pendidikan Kontemporer di Indonesia? Apakah kualitasnya sebanding dengan alokaasi dana yang dihabiskan? Ataukah hanya ada Kapitalisasi, kastanisasi, dan Liberalisasi pada Pendidikan Kontemporer di Indonesia. Dengan pemaparan data yang cukup mencengangkan bahwa menurut PISA kualitas pendidikan kontemporer di Indonesia menduduki peringkat ke-64 dari 65. Sungguh peringkat yang sangat menakjubkan. Dengan total 20% dari dana APBN yang dialokasikan untuk pendidikan, atau berkisar 408 Milyar yang dikeluarkan Negara, apakah sebanding dengan perbaikan sarana prasarananya dan bahkan kualitas pendidik yang ada. Kapitalisasi pendidikan yang dilakukan para petinggi, dimana alokasi dana 20% untuk pendidikan tidak jatuh murni 20% ke tangan Kemendikbud. Lalu kemana perginya uang uang yang banyak itu? Ternyata setiap menteri mempunyai sekolah-nya masing-masing, seperti Menteri Ekonomi yang mempunyai STAN, Menteri Agama yang mempunyai IAIN, dan lain sebagaainya. Akibatnya hanya10% dana riil yang menjadi hak sekolah sekolahan dan tenaga pendidik.

Sungguh disayangkan memang jika segala sumber daya yang kita miliki habis begitu saja, dibodohi, diakui, bahkan dicaci. Karena kualitas sumber daya manusia yang ada kurang sebanding, karena kualitas pendidikan kontemporer di Indonesia yang kurang. Tragedi nol buku, yang sangat disayangkan, sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak Indonesia hanya membaca 1 halaman buku dalam jangka waktu 15 hari, dan dalam setahun hanya bisa menyelesaikan 27 halaman buku. Namun anak Indonesia dapat menghabiskan waktu 300 menit setiap harinya untuk menonton televisi, lima kali lipat lamanya daripada pelajar pelajar di Finlandia.

Kemudian pertanyaanya adalah, siapa yang harus berperan dalam mengentaskan kondisi carut marut pendidikan di Indonesia, jawabnya adalah KITA SEMUA. Bukan hanya pemerintah, pengajar, atau bahkan oraang tua. Namun kita selaku mahasiswa harus memberikan sesuatu yang dapat memperbaiki kondisi pendidikan di Indonesia.

Ada suatu kata indah yang berbunyi “Mendidik adalah tanggung jawab setiap orang yang terdidik. Berarti juga, anak yang tidak terdidik di republik ini adalah ‘dosa’ setiap orang terdidik di negeri ini.

Setelah kak Ferly menyampaikan materi yang sangat luar biasa, kemudian dibukalah tiga sesi pertanyaan dan langsung dijawab dengan memberikan nasehat nasehat maupun masukan untuk para mahasiswa untuk menghadapi kondisi pendidikan di Indonesia.

Setelah shalat Ishoma kami berkumpul kembali dengan kelompok untuk berdiskusi dan pembagian barang bawaan.

Wassalamualaikum, Wb. Wr.

#PKMFMIPA2015_Dona Dianisya_Fisika_Kelompok2

#PKMFMIPAMmenginspirasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun