Belanja online sejatinya sudah lama menjadi trend. Menurut hitungan ekonomis, belanja online lebih mudah dan murah bahkan beberapa toko daratan merasakan dampaknya. Di masa pandemi virus korona, belanja online menjadi pilihan utama namun sangat disayangkan biaya kirim kian meningkat.
Hal itu sangat terasa bagi kami yang berada di pulau Sumatera, entah dengan teman-teman di pulau Jawa. Akibatnya, kado atau bingkisan lebaran secara online bukanlah pilihan utama saat ini. Para pembeli harus benar-benar berhitung di tengah krisis ekonomi. Selain itu, pengalaman seorang teman yang pernah ditipu ketika membeli online patut dijadikan pelajaran.Â
Biaya kirim yang nyaris setengah dari harga barang, terutama jika barang dikirim dari pulau Jawa, tentu sangat memberatkan. Karena jika barang tersebut tersedia di toko terdekat, dengan harga yang mahal hanya beberapa ribu rupiah, belanja online dapat dibatalkan. Hal yang dilakukan jika kita belanja dalam porsi lebih banyak, namun jika hanya membeli satu atau dua barang, sebaiknya diurungkan. Itu yang kami alami di Sumatera.
Kita paham besarnya ongkir merupakan dampak dari PSBB dari daerah di mana barang dikirim. Bisa pula karena ketersediaan moda transportasi yang belum sejalan dengan permintaan barang. Karenanya, jasa pengiriman barang sebaiknya bekerja sama dengan para produsen barang, jika tidak, dapat dipastikan mereka (jasa pengiriman) maupun produsen barang akan merasakan dampak dari turunnya pengguna jasa dan barang.
Jasa pengiriman barang sebaiknya memberikan diskon saat ini, sehingga belanja online tidak terganggu dengan kenaikkan ongkir (ongkos kirim). Kasihan para produsen kecil, beda dengan produsen besar yang sudah mengantisipasi kenaikkan ongkir. Selamat berbelanja dengan bijak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H