Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gerindra In Nasdem Out

21 Oktober 2019   19:08 Diperbarui: 21 Oktober 2019   19:22 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalau tidak ada yang oposisi, Nasdem saja yang jadi oposisi," kata Surya Paloh, Ketua Umum sekaligus deklarator partai tersebut usai pelantikan Jokowi-Maruf. Sementara itu Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo menyatakan dua kadernya sudah dipanggil Jokowi. Dinamika ini menarik meski tidak terlalu mengejutkan. Hal yang wajar terjadi di dunia politik.

Sebenarnya juga tidak sendirian apabila menjadi oposisi. Pasalnya PKS juga tidak menunjukkan signal merapat ke Jokowi. Kedua partai ini berpeluang membentuk poros baru meski daya dobraknya tak sekuat Gerindra ketika bersama PKS. Dan jika memang Nasdem mengambil sikap itu, suara mereka di 2024 barangkali akan merosot kecuali lamaran terhadap Anies jadi dilaksanakan.

Namun cita-cita Nasdem tersebut sulit terpenuhi mengingat aturan mengajukan seorang pasangan capres yang tidak mampu dipenuhi Nasdem dan PKS. Kecuali menjelang pilpres 2024 mereka dapat memanggil Golkar maupun Demokrat serta PKB untuk bergabung. Dan langkah ini pastinya akan diambil setelah pengumuman kabinet kerja Jokowi-Maruf Amin. Setelah itu barulah jelas partai mana yang bakal bersama Nasdem.

Dalam hitungan saya, PKB dan Demokrat merupakan parpol yang kemungkinan besar akan bersama Nasdem. Meski tidak terjadi di tahun ini, 3 tahun pemerintahan Jokowi-Maruf akan menghadapi mereka. PKB kemungkinan akan kecewa apabila porsi menteri yang diberikan tidak sesuai dengan keinginan. Demikian pula dengan Demokrat yang akan mengulang sejarah perseteruan presiden dan menteri ketika itu dilakoni SBY. 

Sementara itu Gerindra sedang mencetak sejarah baru bagi partai tersebut. Selama partai tersebut mengikuti pileg baru kali ini mereka dalam pemerintahan. Berbeda dengan parpol lain yang sudah pernah dalam pemerintahan. PKS misalnya bersama SBY-JK. Ini menjadi babak baru bagi Gerindra, apabila sebelumnya mengkritisi pemerintah, kini mereka yang akan menjadi 'pengacara' pemerintah.

Meski demikian gambaran di atas sebatas analisis. Bisa jadi sangat salah. Sebabnya sederhana, belum pernah partai pengusung capres pemenang menjadi oposisi. Kalaupun menjadi oposisi biasanya oposisi deal politik, atau biasanya terjadi di 2 tahun masa berakhirnya pemerintahan. Nasdem akan menjadi partai politik paling rugi apabila menjadi oposisi sejak awal pemerintahan. Mengapa?

Nasdem merupakan partai politik yang pertama kali mencalonkan kembali Jokowi bahkan sebelum PDIP. Sama halnya dengan langkah yang baru-baru ini dilakukan terhadap Anies Baswedan. 

Kerugian itu tak akan rebound sehingga langkah menjadi oposisi bisa dianggap blunder. Langkah emosional yang sulit diterima rasional. Meski dalam politik langkah tak terduga wajar akan tetapi tetap saja selalu ada perhitungan. 

Salah satunya ketika Jokowi secara tak terduga memilih Maruf Amin atau Prabowo yang memilih Sandiaga Uno. Maupun ketika tiba-tiba Prabowo tiba-tiba mendaulat Anies Baswedan sebagai calon kepala daerah padahal dulunya mereka berlawanan saat pilpres 2014. Gerindra in Nasdem out itulah dinamika politik 5 tahun ke depan. Seru? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun