Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Kande, Syair dan Syiar Melalui Lagu Daerah

25 Agustus 2019   23:34 Diperbarui: 26 Agustus 2019   11:36 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak banyak grup band yang mau menyanyikan lagu-lagu daerah maupun berbahasa daerah. Kalaupun ada tak akan setenar grup band asal Aceh ini. Mereka menggunakan syair-syair nan indah sekaligus syiar agama. Grup band in bukan hanya menampilkan syair yang enak, musiknya pun indah.

Grup musik ini bukan hanya sukses mengangkat nama mereka akan tetapi nama daerah. Orang-orang di luar Aceh yang mendengar lantunan lagu dan musik mereka niscaya akan tertarik meski beberapa lagu menggunakan bahasa Aceh. 

Suatu hari ketika menanti pesawat menuju Banda Aceh di bandara Soeta saya berbincang dengan seseorang yang tidak saya kenal. Beliau bertanya asal dan tujuan saya. Ketika ia mengetahui tujuan saya ke Aceh, langsung ia membahas grup musik Kande. Katanya mereka berhasil menjadikan tontonan sebagai tuntunan melalui syair-syair lagunya.

Terus terang saya heran. Beliau yang tidak bisa berbahasa Aceh menyukai lagu-lagu Rafly Kande. Ia tak sungkan belajar bahasa Aceh demi menghayati lagu-lagu Kande. Kande memang terkenal bukan hanya di Aceh, bahkan sudah pernah di undang konser di luar negeri. Artinya apabila lagu-lagu daerah dijadikan industri musik, tidak akan kalah dengan lagu-lagu Pop, Rock, masa kini.

Pemerintah daerah memiliki peran strategis memajukan lagu-lagu daerah melalui dinas terkait. Kini sekolah-sekolah kita sudah jarang mengajarkan lagu-lagu daerah. Wajar apabila generasi milineal lebih kenal lagu-lagu Barat ketimbang lagu daerahnya sendiri. Padahal lagu-lagu daerah memiliki nilai historis, adat, bahkan nilai-nilai relijius.

Mengemas lagu-lagu daerah dengan musik masa kini dapat dilakukan industri musik kita. Sekarang silakan tanya pada anak dan keponakan anda, lagu daerah yang mereka hafal. Lalu tanyakan lagi mengapa mereka lebih menyukai lagu-lagu impor ketimbang lagu lokal.

Membumikan lagu daerah bahkan memperkenalkan pada dunia luar merupakan tantangan industri musik di tanah air. Dengan adanya media sosial seperti YouTube, memperkenalkan lagu-lagu daerah semakin mudah. Biaya yang dibutuhkan lebih murah bahkan dapat mendapatkan keuntungan berlipat apabila dikemas sebaik mungkin.

Industri musik kita harus cerdas membaca peluang ini. Musik daerah harus kembali menjadi primadona anak negeri bahkan mancanegara. Butuh keseriusan semua pihak terutama pemda dan mereka yang terlibat di dunia musik dan lagu. Di tengah krisis nasionalisme bangsa ini, lagu-lagu daerah dapat menjadi salah satu cara mengembalikan rasa itu

Kande melalui syair-syairnya sudah memulai itu. Mereka menjadi profesional dan terkenal dengan lagu-lagu berbahasa daerah. Berapa banyak grup musik seperti mereka. Pemerintah dapat memilih setiap provinsi minimal satu grup musik. Ajang-ajang seperti Indonesia Idol sebaiknya memasukan unsur kedaerahan. Salah satu lagu wajib bagi peserta ialah lagu daerah dari mana ia berasal. Menarik bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun