Para elite hanya melihat diksi 'referendum' tanpa menelaah kalimat sebelumnya. Orang tua yang baik akan mencari tahu kenapa anaknya enggan ke sekolah, misalnya.
Jika langsung menghukum anak tersebut, apakah anak tersebut akan pergi ke sekolah? Belum tentu. Kalaupun ia keluar dari rumah, bisa saja ia tak sampai ke sekolah. Sebab ingin referendum apabila Indonesia dijajah asing; apakah itu salah?
Apakah salah jika kita mengatakan "aku tidak akan berteman denganmu lagi apabila kamu menenggak minuman beralkohol"? Bukankah maksud dan niat kita baik, agar teman kita tidak menenggak minuman beralkohol?
Kita sudah paparkan fakta efek negatif menenggak minuman beralkohol. Kita sudah saksikan para penenggak minuman beralkohol akibatnya bagaimana.
Begitulah kira-kira apa yang dimaksud Mualem. Masa sih kita harus menghukum seseorang yang mencintai rakyatnya? Masa sih kita lebih memilih dijajah asing?
Hati yang tidak bersih dan tidak jernih akan menganggap pernyataan Mualem sebagai bentuk perlawanan terhadap pusat. Padahal sebaliknya, Mualem mengajak kita berpikir cerdas. Yakinlah, bila Indonesia dijajah asing, bukan hanya Aceh yang akan berpisah.
Lalu apa yang harus dilakukan pusat? Pemerintah pusat harus mampu meyakinkan rakyatnya bahwa Indonesia sebuah negara berdaulat. Bukan hanya secara ideologi dan politik serta hankam, akan tetapi berdaulat secara ekonomi. Mata uang kita mampu bersaing, ekspor dan impor selalu menguntungkan negara.
Harus dipastikan rakyat Indonesia menjadi tuan di negeri sendiri. Harus dipastikan pengusaha-pengusaha lokal dapat tumbuh dan berkembang. Kepastian hukum yang adil, jangan hanya oposisi yang dihukum sementara pro penguasa dibiarkan begitu saja.
Oposisi harus dipandang sebagai motivator, bukan sebagai musuh karena pada dasarnya sama-sama ingin kebaikan bagi Indonesia. Sikap bijak serta penuh kasih sayang harus dipraktikkan pemerintah. Jangan melakukan tindakan yang memanas-manasi keadaan.
Mualem ingin Indonesia begitu. Sebuah negara yang berdaulat secara ekonomi serta bidang lainnya. Harusnya elite Jakarta terutama para purnawirawan malu pada Mualem. Seorang mantan kombatan GAM, namun cara berpikir dan berucapnya lebih nasionalis. Anasir-anasir negatif terhadap pernyataan Mualem menunjukkan kedangkalan menelaah.
Kita harusnya melihat mengapa Israel atau Singapura bisa menjadi negara maju. Mereka menyadari bahwa mereka negara kecil yang selalu dalam ancaman, mereka tak ingin dijajah sehingga harus terus meningkatkan kualitas negara.