Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Manuver AHY di Akhir Kampanye

3 April 2019   12:21 Diperbarui: 3 April 2019   14:50 2953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AHY bersama Sandiaga Uno/dok. Netralnews

Pernyataan Hashim Sujono Djojohadikusumo soal posisi menteri ternyata bukan pernyataan biasa, karena ia adik capres nomor urut dua, Prabowo. Selain itu, pernyataan tersebut seolah meniadakan kontribusi partai Demokrat. AHY dan beberapa petinggi Demokrat kemudian bereaksi keras.

Putra sulung SBY nampaknya kurang senang dengan pernyataan tersebut. Katanya pernyataan tersebut melukai hati rakyat. Sementara itu Andi Arief juga bereaksi yang bernada tinggi, mengingatkan bahwa 'perang' belum usai. Dan tentu saja pernyataan itu 'pukulan' bagi partai Demokrat. Lalu diamkah AHY?

Sebelumnya, AHY sudah bertemu Wiranto, entah apa yang dibahas akan tetapi di tahun politik pastilah membahas kemungkinan-kemungkinan. Bila Prabowo-Sandi tidak menggaransi kursi Menteri untuk AHY maka buat apa ia berjuang untuk Prabowo-Sandi. Itu artinya terbuka kemungkinan AHY berbalik arah mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.

Bila AHY berbalik arah, dan Jokowi-Ma'ruf menang, tentu akan menjadi 'hadiah' istimewa bagi masa depannya. Posisi menteri 5 tahun cukup bagi AHY untuk terus meningkatkan elektabilitasnya. Sudah pasti 2024 ia mengincar kursi capres maupun cawapres. Pintu itu hanya terbuka bila AHY menjadi pejabat publik selama 5 tahun kedepan.

Dengan habisnya periode Jokowi pada tahun 2024 maka AHY otomatis menjadi kandidat terkuat. Pada saat itu ia menjadi salah satu kandidat dari pemerintahan selain Puan atau Ridwan Kamil. Ini bila Jokowi-Ma'ruf yang menang dalam pilpres 2019. Kemungkinan Jokowi-Ma'ruf menang sangat besar apabila didukung AHY didetik terakhir.

Bermula dari pernyataan Hashim Sujono Djojohadikusumo, bukan mustahil akan berbalik. Politik memang dinamis, namun AHY juga butuh kepastian bukan angan-angan semata. Tentu saja politik juga ibarat berjudi, salah lempar kartu bisa kalah dan bila tepat meraih kemenangan.

Pertanyaannya sekarang, beranikah AHY berbalik arah? Demi masa depan tentu bisa saja dilakukan. Toh dalam politik saling khianat mengkhianati hal yang dianggap wajar dan sah. Membunuh atau dibunuh, berkhianat atau dikhianati. Keputusan itu yang harus dipahami AHY, dan manuvernya juga harus benar-benar sukses.

AHY punya alasan bermanuver di minggu terakhir. Pertama ia akan menyatakan bahwa partainya tak suka politik 'dagang sapi' yang dinyatakan Hasim. Kedua AHY pasti ingin menjadi capres atau cawapres pada 2024 sehingga bersama Jokowi lebih logis dan realistis. Komunikasinya dengan Wiranto merupakan titik awalnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun