Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Cara Menagih Janji Capres

2 April 2019   20:36 Diperbarui: 2 April 2019   20:43 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) berjalan bersama capres no urut 02 Prabowo Subianto sebelum mengikuti Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019)/antara

Barangkali pada pilpres kali ini (2019) hanya Jokowi yang bisa diminta menunaikan janji-janji pilpres 2014. Sayangnya, pada saat itu mekanisme merekam janji capres belum dibuat. Kalaupun ada janji-janji Jokowi-JK yang belum terealisasi maka rakyat tak bisa banyak menuntut.

Kini, hal serupa tak boleh sama. KPU harusnya bukan hanya mensosialisasikan visi dan misi yang diserahkan capres-cawapres pada saat pendaftaran. Harusnya apa-apa yang disampaikan capres dan cawapres saat debat juga disosialisasikan apa adanya. Selama ini pemilih hanya mendapat asupan hasil debat dari tim pemenangan.

Selayaknya survei, kadangkala bukan 'potret' yang kita dapati namun 'lukisan' hasil survei. Demikian halnya dengan materi debat yang disampaikan capres dan cawapres. Meriahnya hoaks menambah pemilih dalam keadaan kesesatan. Kalau pemilih sudah sesat, kodok pun bisa jadi Presiden. 

Dengan demikian perlu inovasi agar debat-debat menjadi bahan diskusi bagi kami yang awam. Penyelenggara pemilu bisa mengkampanyekan apa-apa yang telah dikatakan capres-cawapres. Selain itu dokumentasi janji-janji capres-cawapres penting dilakukan sehingga ketika terpilih tidak lupa pada janji-janjinya.

Rakyat akan dengan mudah menagih janji-janji capres-cawapres semasa kampanye termasuk debat. Rakyat perlu dicerdaskan, melalui kampanye materi debat rakyat mendapat asupan 'gizi' pilpres. Acapkali tim pemenangan selalu mengklarifikasi ucapan kandidat mereka. Rakyat yang tidak memiliki panduan tidak bisa membantah retorika tim pemenangan.

Cukup sudah rakyat dibodohi, rakyat harus menjadi pemilih cerdas. Pemilih yang mampu berdiskusi meski di warung-warung kopi. Dan KPU sebagai lembaga independen pastinya punya kewajiban mencerdaskan pemilih.

Melalui media massa, KPU dapat mengkampanyekan materi debat. Biarlah rakyat benar-benar merasakan kegirangan, pemilih butuh masukan sebanya-banyaknya. Diharapkan angka golput semakin turun dengan adanya informasi aktual dan faktual. Apalagi pemilu kali ini berbarengan antara pilpres dan pileg. 

Kampanye materi debat yang efektif akan menyehatkan demokrasi kita. Sebuah demokrasi yang menghasilkan ilmu pengetahuan, bukan demokrasi yang membodohi. Momen politik sekaligus edukasi bagi warga negara atas hak dan kewajiban. Sebuah ajang dialektika yang bukan hanya milik elit namun milik kita semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun