Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mungkinkah AHY Dukung Jokowi?

4 Maret 2019   23:10 Diperbarui: 6 Maret 2019   09:52 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto merdeka.com

Sebulan jelang pilpres dan pileg, Partai Demokrat kembali melakukan aktivitas tak terduga. Sakitnya Ibu Ani berimbas pada struktural partai tersebut meski hanya sementara. Peluang besar ini bisa menjadi momen bagi putra sulung SBY menunjukkan insting politiknya.

Setelah pensiun dari kemiliteran, AHY all-out, memulai dengan menjadi cagub kemudian berkeliling Indonesia. Meski 'matahari' Demokrat (SBY) telah memutuskan mendukung Prabowo-Sandi, bukan berarti 'matahari' muda (AHY) tidak boleh berbeda. 

AHY yang kecewa dengan keputusan Prabowo bisa saja membuat kejutan di akhir 'pertandingan'. Kejutan yang bisa menguntungkan partai maupun dirinya sendiri setelah melakukan kajian mendalam. Hal yang tak terduga namun rasional sekali.

Berdasarkan hasil survei, suara Demokrat belum mencapai 10 persen. Itu artinya AHY harus melakukan sesuatu yang baru, cerdas, kreatif, dan pada akhirnya meningkatkan elektabilitas partai maupun dirinya. Salah satunya melalui media televisi dan cetak. 

Media cetak dan televisi nasional saat ini dikuasai Jokowi-Ma'ruf. Sementara kubu Prabowo-Sandi tampak lebih sering menampilkan capres selanjutnya, Sandiaga Uno. 

Kans AHY menaikkan elektabilitas diri dan partai lebih besar bila bersama Jokowi-Ma'ruf Amin. Apalagi tak sedikit kader Demokrat yang terang-terangan mendukung Jokowi-Ma'ruf.

Sikap pertengahan Demokrat sejatinya sudah jelas sejak Prabowo memilih Sandiaga Uno. Kalaupun Demokrat kemudian mendukung Prabowo-Sandi, tak lebih disebabkan regulasi yang mengharuskan demikian. Demi 2024, Demokrat harus memilih salah satu capres secara administratif. 

Kini setelah de jure telah dilakukan, maka secara de facto Demokrat bebas berkreasi. Setidaknya hal itu sudah dilakukan meski belum secara kepartaian. Demokrat selama ini telah membiarkan kader-kadernya memilih Jokowi-Ma'ruf atau Prabowo-Sandi. Sikap setengah hati ini sekaligus cara 'bermain' aman.

Sepertinya bukan hal baru Demokrat 'bermain' begitu. Dalam pilkada DKI Jakarta, Demokrat bahkan sejak 2014 sudah begitu. Karenanya sudah saatnya AHY menunjukkan kelasnya. Tak perlu malu mengakui di bawah komandonya Demokrat akan dukung Jokowi-Ma'ruf. Toh selama ini Demokrat secara kepartaian tidak tegas mendukung Prabowo-Sandi.

Selama ini elite Demokrat juga terkesan galau dengan lebih seringnya Sandiaga yang muncul ketimbang Prabowo. Tentu saja Sandiaga Uno dianggap ancaman serius bagi AHY yang bersiap nyapres 2024 mendatang. Sementara di kubu Jokowi-Ma'ruf, keduanya dipastikan tidak lagi bertarung pada pilpres selanjutnya.

Ma'ruf Amin dalam pernyataannya juga yakin AHY akan mendukungnya. Ma'ruf Amin membaca gelagat AHY yang lebih nyaman dengan Jokowi-Ma'ruf ketimbang Prabowo-Sandi. Kalau nantinya pengurus PB NU mendekati AHY dan memberi sinyal dukungan 2024, bukan mustahil AHY tergoda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun