Mohon tunggu...
Don Kisot
Don Kisot Mohon Tunggu... -

cinta itu memberi..,setiap perbuatanya dengan niat baik dan melihatnya dengan prasngka baik...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Yakinkah Pasangan Hidupmu Bebas HIV?

2 Desember 2014   15:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:15 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata tidak semua calon pasangan hidup kita atau  orang yang kini telah menjadi pasangan hidup kita bebas HIV. Buktinya penderita HIV positive sekarang di temukan pada remaja berusia belasan tahun. Masih bujangan dan masih gadis. Tubuhnya masih segar, gagah,ganteng dan cantik. Faktanya penderita HIV positve lebih banyak di temukan pada ibu rumah tangga( baik-baik) daripada jumlah angka pada PSK (lihat hasil survey: browsing aja..). Para bujang gadis, jaka dan dara, siswa dan mahasiswa bisa jadi mereka ada yang telah positive HIV tanpa mereka ketahui. Para bapak pejabat, para ibu pejabat, para ibu rumah tangga sederhana, para bapak sopir atau yang lainya semua bisa  terkena HIV aids jika memang mereka berperilaku berisiko.

Perilaku yang dianggap berisiko diantaranya mereka yang berselingkuh dan melakukan hubungan sex . Penularan HIV 91 % melalui hubungan sex. Selingkuh disertai hubungan sex  menjadi perilaku yang marak, selingkuh bisa dengan teman,istri atau suami teman, dengan tetangga, dengan gigolo atau PSK. Perilaku berisiko lainya adalah memakai narkoba dengan jarum suntik. penyebaran melalui narkoba lebih sedikit, para pecandu sekarang bisa memeilih memaki narkoba non injeksi, lebih aman. Tapi jumlah mereka pemakai narkoba menjadi tinggi terkena HIV adalah karena biasanya pemakai narkoba juga melakukan hubungan sex dengan teman atau pacar-pacarnya. pesta sex bisa menyertai kegiatan lanjutan setelah memakai narkoba.

Menikah itu bukan cuma untuk satu atau dua hari. Juga bukan untuk sekedar memuaskan nafsu birahi. Bukan hanya untuk kegiatan bereproduksi. Meilih pasangan hidup artinya kita sedang mencari teman yang akan membersamai kita selama kita masih hidup. idealnya begitu. Sehingga wajar sekali jika kita perlu memilih siapa orang yang akan menemani kita hidup dalam ikatan cinta, orang yang layak kita curahkan kasih sayang, kita beri kepercayaan dan menjuju  masa depan yang bahagia.

Surat keterangan sehat yang di keluarkan  oleh puskesmas atau rumah sakit untuk persyaratan menikah hanya berisi item seperti biodata sederhana ,tinggi badan, berat badan, tekanan darah, golongan darah , imunisasi tetanus toksoid. Sama seperti surat keterangan sehat untuk melamar kerja, seminar, atau hal ssederhana lainya. Hanya sebagai formalitas saja. Paling banter penyakit darah tinggi yang bisa ketahuan, dan petugas pemeriksa di puskesmas dan kantor nikah  tidak perduli apa penyakit anda atau calon pasangan hidup anda, itu memang bukan urusan mereka.

Itu adalah urusan anda sebagai calon pengantin. Anda harus tahu calon pasangan hidup anda itu bersih tidak dari penyakit kelamin, virus HIV dan penyakit berbahaya lainya. Jika Penyakit itu bisa di sembuhkan tentu saja mudah solusinya jika belum bisa disembuhkan, mungkin perlu pertimbangan lebih lanjut untuk meneruskan hubungan anda. Tentu saja anda tidak ingin tertular penyakit berbahaya buat diri anda dan keluarga serta anak keturunan anda bukan. Tentu juga anda tidak ingin menjadi istri atau suami yang seumur hidup harus merawat orang sakit. tentu anda mengidamkan keluarga yang bahagia. Penyakit bisa menjadi salah satu penyebab anda kehilangan kebahagiaan itu.

Ada penyakit yang mudah dilihat langsung oleh pasanganya, misalanya asma, dapat dilihat saat dia kambuh. Kencing manis dapat dilihat dari riwayat keluarganya, ayah atau ibu dan saudara-saudaranya. Penyakit ini bersifat genetis, menurun. Tapi masih dapat di toleransi dengan obat dan tidak menular. Penyakit kulit seperti panu mudah sekali dilihat dan diobati. Penyakit infeksi lainya juga mudah diobati. Bagaimana dengan penyakit yang tidak terlihat.

Salah satu penyakit yang tidak mudah dilihat oleh dokter maupun orang awam adalah penyakit karena virus HIV. Seseorang baru bisa dikatakan HIV positip jika sudah diperiksa sebanyak dua kali dengan jarak antara pemeriksaan pertama dan kedua adalah selama tiga bulan. misal dia pertama di periksa bulan oktober maka pemeriksaan kedua akan dilakukan bulan desember. Ini di sebabkan adanya window period, yaitu masa dimana virus belum bisa terdeteksi secara menyakinkan melalui pemeriksaan (hasil masih negatif), di masa inilah selama tiga bulan virus akan nantinya  terdeteksi jika memang virus itu ada. Jika hasil pemeriksaan tetap negatif berarti pasangan anda bebas virus HIV. Tapi jika hasil pemeriksaan positif maka benar dia positif HIV.

Pemeriksaan HIV bukan seperti pemeriksaan laboratorium biasa, ada prosedur tetap yang harus dilalui. Semua harus izin yang bersangkutan, izin dari calon pasangan anda,orang yang akan di periksa. izin tertulis diatas materai.Sejak masuknya virus HIV  kedalam tubuh sampai nanti menjadi kondisi AIDS diperlukan waktu cukup panjang 8 sampai 12 tahun. Oleh karena itu biasanya kecuali orang yang sadar dirinya berperilaku resiko tertular  HIV AIDS, mereka tidak pernah memeriksakan dirinya. Mereka merasa sehat wal afiat,hanya saja nanti ketika masuk fase AIDS barulah terdeteksi bahwa pertahanan tubuhnya sudah hancur digerogoti virus HIV.

Bagaimana jika ternyata pasangan anda HIV POITIVE?,..semua terserah kesepakatan anda berdua. Ada juga yang meneruskan menikah,ada yang tidak. Kembali kepada bagaimana memaknai cinta anda berdua. Hanya saja tidak ada salahnya pemeriksaan ini dilakukan, aku bangga aku tahu (ABAD) itu gerakan bu menkes Mboy beberapa waktu yang lalu. Apakah pasangan atau calon pasangan  anda takut di periksa???mengapa..

Sekali lagi mencegah lebih baik daripada mengobati, gaya hidup sehat, tidak berzina. Tolak hubungan sex sebelum menikah, karena anda tidak pernah tahu pasangan anda bersih atau tidak. Virus HIV tidak terlihat tanpa pemeriksaan laboratorium.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun