Hamparan gurun pasir kawasan al-Agwar, wilayah sebelah tenggara Yordania yang berbatasan langsung dengan Israel, pada tanggala 30 Maret, menjadi tempat acara puncak berkumpulnya ratusan ribu manusia dari sekitar 80 negara, termasuk Indonesia, yang mendukung Aksi Global March to Jerussalem (GMJ). Tampil sebagai orator dalam aksi internasional tersebut, Ibu Prof. Marwah Daud, Ketua Presidium ICMI. Dalam Orasinya Marwah Daud menyatakan, “Tidak ada satupun tata nilai di dunia ini yang memberikan kewenangan orang menguasai orang lain dan Negara menguasai Negara lain. Aksi hari ini akan menjadi langkah pasti, bahwa tidak lama lagi, setiap orang, laki-laki dan perempuan, dari latar agama apapun, bebas untuk mengunjungi Jerussalem dan bagi muslim beribadah di Mesjid Al-Aqso”. Pernyataan tersebut mendapatkan sambutan takbir yang bersahut-sahutan. Ketika Marwah Daud meneriakan Al-Quds, para peserta serempak menyambutnya dengan “Free… Free… Free…”
GMJ adalah aksi solidaritas untuk menyelamatkan kota Al-Quds (Jerusslaem) dari upaya yahudisasi yang dilakukan oleh Israel. Sebagaimana diketahui, Jerussalem dengan Al-Quds sebagai simbolnya, secara histrosis merupakan bagian dari perkembangan tiga agama besar di dunia, Islam, Kristen dan Yahudi. Akan tetapi monopoli dan dominasi Israel yang secara sepihak menjajah dan membatasi agama besar yang lain, menciptakan disharmonisasi,bahkan pengingkaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan kemerdekaan, dan menciptakan tragedi yang berkelanjutan sampai hari ini. Atas situasi tersebut, GMJ digagas sebagai wadah perjuangan sipil anti penjajahan di Palestina.
Aksi dimulai dengan pelaksanaan shalat jum’at dan kemudian dijamak dengan shalat ashar. Ratusan ribu orang, laki-laki dan perempuan, orang tua dan anak-anak, semuannya berkumpul dengan teratur dalam dua kelompok besar, kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Khutbah yang hanya berlangsung sekitar 10 menit, mengingatkan kembali tentang semangat perlawanan dalam membebaskan al-Quds, sejak masa Khalifah Umar bin Khattab ra, sampai Panglima Muslimin Salahuddin Al-Ayyubi.
Sekitar 300 orang peserta aksi dari Indonesia, berkumpul di sisi kanan dekat panggung dengan merah putih yang berkibar sebagai tanda, tapi tetap berbaur dengan peserta lain dari berbagai Negara. Kalangan media tidak berhenti menjepretkan kamera dan mengambil gambar dari barisan Indonesia. Beberapa diantara mereka secara nyata memberikan dukungan atas kerelaan masyarakat Indonesia menempun perjalanan ribuan mile dari Tenggara menuju Jordania untuk aksi tersebut. Seorang Ayah yang membopong anaknya di punggung menghampiri Bambang Suherman, peserta Indonesia dari Dompet Dhuafa untuk meminta poster yang dipegangnya. Kemudia memberikan poster tersebut kepada anaknya yang dengan percaya diri menegakkan kedua tangannya yang mungil mengangkat tulisan “Indonesia for Palestine”
Dompet Dhuafa bergabung dengan beberapa organisasi lain dari Indonesia dalam aksi GMJ melalui forum Asia Pasific Community for Palestine (ASPAC for Palestine). Aspac merupakan salah satu penggagas GMJ. Menurut Bambang, “Dompet Dhuafa akan senantiasa concern terhadap agenda-agenda kemanusiaan. Kasus Palestina adalah monument hidup terbesar di dunia terhadap penindasan dan penistaan harkat kemanusian, yang jelas-jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Dompet Dhuafa dalam memperjuangkan harkat dan martabat kemanusiaan tersebut”. Sebagaimana di ketahui, Dompet Dhuafa adalah salah satu lembaga Kemanusiaan Indonesia yang telah memiliki program kemanusaian mendasar di Gaza, Palestina. Tahun 2009, Dompet dhuafa merevitalisasi pabrik roti di Jabaliyah yang memproduksi 10 ribu roti perhari. Serta pada tahun 2010, Dompet Dhuafa membangun 2 instalasi sumber air di Khanyunis untuk sumber air bersih dan perairan bagi 300 hektar perkebunan sayur dan buah-buahan bagi masyarakat Gaza.
Aksi GMJ berakhir sekitar pukul 16 waktu setempat. Atraksi teatrikal beberapa pemuda dengan kostum putih2 dan wajah tertutup menyisakan mata, dengan membawa replika roket-roket buatan Izzuddin Al-Qossam, menadai penutupan aksi GMJ. Muhammed Abdallah, pemuda Palestina yg mengungsi di Jordania menjelaskan, "ini merupakan atraksi kesiapan pasukan perang HAMAS dalam menghadapi penjajahan Zionis". Atraksi tersebut mendapatkan sambutan antusias dari seluruh peserta Aksi GMJ, yg satu persatu membawa beraneka bendera meninggalkan lapangan aksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H