Mohon tunggu...
Dom
Dom Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - ...

....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kedatangan Daendels ke Jawa dan Awal Keruntuhan Masanya

4 April 2023   20:09 Diperbarui: 4 April 2023   20:17 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Baru setelah sampai di Bogor (Buitenzorg) dibangun jalan menuju Cisarua dan seterusnya ke Sumedang. 

Konstruksi secara resmi dimulai pada Mei 1808. Sejak itu, di Karanggulung, utara Kabupaten Kebumen di Jawa Tengah, proyek ini dilakukan dengan sistem upah. Para bupati diperintahkan untuk menyiapkan sejumlah pekerja. Setiap pekerja dibayar masing-masing 10 sen ditambah beras dan seporsi garam mingguan. Sayangnya, bagaimanapun, tidak ada catatan pembayaran dari Area Manager kepada karyawan. Kemudian, setelah sampai di Karanggulung pada bulan Juni 1808, uang tiga puluh ribu ringgit yang disiapkan Daendels untuk membayar tenaga kerja habis dan tidak ada uang tersisa untuk proyek pembangunan jalan. 

Kemudian Daendels pergi ke Semarang pada Juli 1808 untuk mengundang semua bupati pantai utara Jawa. Ia mengatakan, proyek Jalan Raya Pos harus dilanjutkan. Dia kemudian memerintahkan bupati untuk menyediakan para pekerja untuk membangun jalan dengan kebutuhan makanan yang disediakan oleh bupati. Kesepakatan dicapai dan pembangunan dilanjutkan dari Karang ke Cirebon, dan jalan dibangun ke Pekalongan. 

Setelah itu pembangunan jalan hanya memperlebar jalan, karena jalan dari Pekalongan ke Surabaya sudah ada. Baru, jalan dari Surabaya ke Panarukan dibuat oleh Daendels. Hanya kegagalan bupati untuk membayar para pekerja yang menyebabkan kerja paksa. 

Secara historis, sistem pembangunan jalan dikenal sebagai sistem kerja paksa yang disebut Heerendiensten, tetapi sebenarnya bukan kerja paksa. Menurut Djoko, sebagai sejarawan Universitas Indonesia, terungkap bahwa pengerjaan awal jalan tol Bogor-Cirebon dilakukan atas dasar upah buruh. Daendels memberikan uang sebesar 30.000 ringgit plus uang kertas besar. Daendels memberikan pembayaran ini kepada para bupati, tetapi tidak menerima upah dari para pekerja. Kami tidak tahu apakah ada korupsi dan jika demikian, kami tidak tahu berapa banyak uang yang dikorupsi. 

Penyebab Daendels dicopot:

Kebijakan yang diterapkan oleh Daendels menimbulkan rasa permusuhan terhadap raja, bupati dan rakyat Jawa yang pada akhirnya menimbulkan banyak gerakan perlawanan terhadap Belanda, bahkan Daendels secara diam-diam menjual tanah kepada swasta Belanda untuk menjadi kaya.

Untuk mencegah keadaan menjadi lebih buruk, Louis Napoleon sebagai Raja Belanda pada tahun 1811 memanggil Daendels ke Negeri Belanda.

Dia akhirnya digantikan oleh Jan Willem Janssen, yang bertanggung jawab memperbaiki kondisi Nusantara.  

Hal Apa yang dapat dipelajari dari pemerintahan daendels:

Pelajaran yang bisa dipetik dari pemerintahan Daendels di Jawa adalah bahwa kedatangan bangsa Eropa, khususnya Belanda, sangat merugikan bangsa Indonesia. Daendels menerapkan kerja paksa (kerja paksa). Daendels telah menunaikan tugas negaranya namun tugasnya telah mewabahi rakyat Indonesia. Akibat program kerja paksa yang ia mulai, ia bahkan mendapat penghargaan dari negaranya sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun