Mohon tunggu...
Dominikus Budi Dharmawan
Dominikus Budi Dharmawan Mohon Tunggu... Desainer - Designer & Photography

trying new things

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Kekalahan di Game Online Memicu Rasisme dan Kemarahan hingga Saat Ini?

25 Juli 2024   19:56 Diperbarui: 25 Juli 2024   19:56 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Orang Bermain Game online. Sumber: uniqcube

Dalam era digital yang semakin maju, game online telah menjadi salah satu bentuk hiburan paling populer di seluruh dunia. Dengan jutaan pemain yang tersebar di berbagai belahan bumi, game online bukan hanya sekadar permainan, melainkan juga menjadi medium sosial yang menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang. Namun, di balik sisi positif dari game online, terdapat fenomena yang cukup mengkhawatirkan, yakni munculnya rasisme dan kemarahan yang timbul akibat kekalahan dalam bermain game. Artikel ini akan mengupas lebih dalam mengapa kekalahan di game online bisa memicu rasisme dan kemarahan, serta bagaimana kita bisa mengatasi masalah ini.

Game Online dan Dinamika Sosialnya

Game online tidak hanya menawarkan kesenangan dan tantangan, tetapi juga menciptakan sebuah komunitas virtual yang dinamis. Dalam komunitas ini, pemain berinteraksi satu sama lain melalui chat, voice chat, dan media sosial yang terintegrasi dalam game. Interaksi ini sering kali memperlihatkan sisi kompetitif dari para pemain. Kekalahan dalam game bisa menyebabkan frustrasi, terutama jika pemain merasa kekalahan tersebut tidak adil atau disebabkan oleh kesalahan rekan setim.

Beberapa game yang terkenal dengan komunitasnya yang sering kali menunjukkan perilaku rasis dan marah adalah Dota 2, Valorant, League of Legends, dan Mobile Legends. Game-game ini memiliki basis pemain yang besar dan kompetitif, sehingga tekanan untuk menang sangat tinggi.

Ilustrasi Orang Bermain Game online. Sumber: id.pinterest.com
Ilustrasi Orang Bermain Game online. Sumber: id.pinterest.com

Rasisme dalam Game Online

Rasisme dalam game online adalah masalah yang kompleks dan multifaset. Ketika pemain mengalami kekalahan, mereka mungkin mencari kambing hitam untuk menyalahkan kegagalan tersebut. Dalam kondisi emosional seperti ini, stereotip dan prasangka rasial yang telah tertanam dalam pikiran seseorang bisa muncul ke permukaan. Rasisme dalam game online bisa terjadi dalam bentuk komentar bernada rasial, pelecehan verbal, atau bahkan pengucilan terhadap pemain dari kelompok etnis tertentu.

Dalam game seperti Dota 2 dan League of Legends, contoh rasisme yang umum terjadi adalah penggunaan kata-kata kasar dan penghinaan yang berhubungan dengan ras atau etnisitas. Hal ini tidak hanya mencerminkan kebencian pribadi, tetapi juga memperburuk suasana permainan secara keseluruhan.

Ilustrasi Orang Bermain Game online. Sumber: SFGATE
Ilustrasi Orang Bermain Game online. Sumber: SFGATE
Kemarahan sebagai Reaksi Emosional

Kekalahan dalam game online sering kali menimbulkan reaksi emosional yang kuat, salah satunya adalah kemarahan. Kemarahan ini bisa berasal dari berbagai faktor, seperti tekanan untuk menang, persaingan yang ketat, dan ekspektasi pribadi yang tinggi. Ketika pemain gagal mencapai tujuan yang diinginkan, mereka merasa kecewa dan marah. Kemarahan ini sering kali diekspresikan melalui kata-kata kasar dan penghinaan terhadap pemain lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun