Suasana masjid di Kertahayu kurang bersahabat pada malam menjelang hari kelima. Selain beberapa warung di tempat berjauhan, masjid dikelilingi rerumputan dan pepohonan besar. Tidak ada perumahan. Halaman belakang terbilang kecil karena tanahnya menurun tajam seperti jurang.
Beberapa orangtua yang sempat nongkrong di warung sebelum warungnya ditutup menasehehati supaya kami berhati-hati. Orang-orang yang singgah untuk menginap di situ sebelumnya mengalami kehilangan barang-barang berharga. Meskipun dihinggapi ketakutan, kami tidak berani melanjutkan perjalanan. Kami tidak tahu apakah ada rumah yang dekat bila terus berjalan beberapa ratus meter ke depan. Jadi, kami tetap memilih istirahat di masjid itu.
Syukurlah karena tidak ada barang kami yang hilang. Tetapi, saya tidak bisa tidur nyenyak. Selain harus sigap bila terjadi apa-apa, ada banyak nyamuk dan suhu udara sangat dingin. Saya merasa menderita karenanya.
      Setelah menyumpulkan nyawa, membereskan urusan toilet dan melakukan pemanasan serta berdoa, kami melanjutkan perjalanan pada pukul 04:00 WIB. Di kala hari masih gelap, kami menyusuri jalan yang diapit pepohonan rindang nan seram. Syukurlah karena mulai ada kendaraan yang lalu lalang lewat.
Kami terus berjalan meskipun saya merasa lebih cepat lelah hari ini. Istirahat malam tidak serta merta menghapus rasa capek fisik hari-hari sebelumnya. Di tengah kelelahan, saya dihibur oleh perjumpaan dengan kelompok Frater Panji. Jarak kami dengan mereka di depan cukup dekat. Kami mengejar dan berjalan sambil mengobrol sebelum mereka meninggalkan kami lagi.
Selama perjalanan terjadi tegur sapa dan percapakan singkat dengan masyarakat. Tetapi saya tidak seantusias pada hari-hari sebelumnya. Saya ingin segera mengakhiri percakapan saat mereka mengucapkan pertanyaan berlapis. Saya harus menjaga supaya jarak dengan Frater Vito tetap dekat. Kalau telah melebihi dua puluh meter, saya berusaha mengejar meski kaki saya tidak berdaya.
Cuaca hari ini sangat mendukung. Meskipun panas terik matahari, tiupan angin membuat suhu udara terasa dingin, kecuali pada siang tengah hari. Orang-orang memberi semangat, memberi uang untuk beli minuman es serta berkata bahwa mereka mendoakan yang terbaik untuk kami. Kami hanya berterima kasih pada kata-kata penyemangat dan mengamini doa mereka. Bagaimanapun saya tetap merasa begitu lelah.
Manusia memiliki keterbatasan fisik dan mental. Sebagai manusia, kekuatan fisik dan mental saya terbatas. Ada keinginan untuk beristirahat seharian. Tetapi hal tersebut tidak ada dalam kamus saya. Pilihannya hanya satu yaitu istirahat sebentar lalu berjalan kembali.
Di tengah kelelahan, kami menghibur diri dengan membicarakan pengalaman lucu. Dengan cara itu kami bisa tertawa dan menghilangkan ketegangan pikiran yang terbebani.
Malam ini kami beristirahat di SPBU Kalipucang. Semoga Tuhan melindungi kami pada istirahat malam ini. Semoga teman-teman kami yang lain tetap sehat walafiat juga. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H