Mohon tunggu...
Dominikus Waruwu
Dominikus Waruwu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya suka menghabiskan waktu luang dengan membaca buku, menonton film, berolahraga, menulis dan belajar musik. Saya ingin membuat hari-hari saya terisi dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan supaya hidup menjadi maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Manusia Peziarah - Hari Kedua

17 Juli 2024   12:22 Diperbarui: 17 Juli 2024   12:26 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Peregrinasi 2

            Bisikan Frater Vito membangunkan saya dari tidur-tidur ayam pada pukul 03:00 WIB. Dia memberitahu bahwa jam telah menunjukkan pukul tiga. Saya pun segera duduk. Duduk selama beberapa menit untuk melepaskan diri dari keinginan merebahkan diri kembali ke atas tikar.

Saya mulai membuka mata, secara perlahan mengamati benda-benda di sekitar. Puji Tuhan, barang-barang kami semuanya masih utuh. Saya menata kembali isi tas yang sempat berantakan sebelum  saya menutup hari kemarin dengan istirahat. Saya menata supaya lebih rapi dan tidak terlalu besar. Saya juga meletakkan barang-barang yang saya butuhkan selama perjalan di luar tas, seperti payung dan topi.

Hari ini cerah. Matahari memancarkan sinarnya dengan sangat terang. Tentu saja cuara ini tidak sepenuhnya terasa sebagai berkat bagi kami. Teriknya matahari menggerogoti tubuh kami selama perjalanan.

Setelah dua setengah jam perjalanan dari pukul 04:00 WIB, kami mencari sarapan. Fr. Vito berhasil meminta bubur ayam untuk kami berdua. Kami sarapan di teras suatu toko, lalu beristirahat sejenak. Tidak lama setelah sarapan, lewat kelompok Frater Frans. Mereka mendahului kam. Tak mau ketinggalan jauh, kami pun bergegas memasang alas kaki masing-masing, menggendong tas dan mengenakan payung, lalu berangkat.

Terik matahari kali ini cukup menyengat pada tubuh kami meskipun ada payung. Kami beristirahat sebanyak beberapa kali sebelum makan siang. Di salah satu tempat beristirahat, seorang bapak menyarankan supaya kami tidak mengenakan payung. Dengan dalil 'sinar matahari pagi hari itu sehat bagi tubuh, dan kami terlihat seperti perempuan dengan payung', ia meminta kami membiarkan diri berjalan di bahwa terik. Akan tetapi dengan halus, kami menolak himbauannya meskipun dia telah memberi kami air minum dan beberapa gorengan secara gratis.

Ada banyak orang yang berbaik hati pada kami hari ini. Ketika saya meminta nasi padang untuk makan siang, kami disuguhi dua porsi dan dibekali air minum, selain teh tawar yang dihidangkan sebagai teman nasi padang.

Saya menikmati perjalanan. Selama menyusuri pinggir jalan raya, saya tersenyum dan menyapa orang sekitar. Hampir semuanya membalas dengan senyum, anggukan kepala dan sapaan. Sungguh menyejukkan, meskipun ada beberapa orang yang tidak menanggapi sama sekali.

Bertegur sapa dan tersenyum dengan mereka menjadi vitamin bagi saya. Rasa lelah berkurang saat mereka menyemangati. Tak jarang pula saya menanyakan kondisi fisik Frater Vito. Saya mengingatkan dia untuk hati-hati kalau mau tetap jalan di aspal. 

Biasanya ada kendaraan yang lewat melalui aspal mepet trotoar. Jadi, dia harus hati-hati agar tidak tertabrak. Saya juga kadang memberitahu dia sesuatu yang saya anggap menarik untuk dilihat dan diketahui. Demikianlah cara saya menjalani peregrinasi dengan rileks hingga akhir hari kedua ini.

Pada hari ini Frater Vito terlihat begitu lelah. Sepanjang perjalanan, ia berjalan pincang. Saya sering mengerem antusiasme saya berjalan supaya jarak tetap dekat dengannya. Saya sering melihat ke belakang untuk memastikan jarak kami dekat dan dia tidak tertabrak kendaraan. Hingga setelah makan siang, kami sepakat dia yang berjalan di depan. Saya menyesuaikan tempo jalannya dari belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun