Mohon tunggu...
Dominikus Waruwu
Dominikus Waruwu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya suka menghabiskan waktu luang dengan membaca buku, menonton film, berolahraga, menulis dan belajar musik. Saya ingin membuat hari-hari saya terisi dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan supaya hidup menjadi maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cinta Tuhan Menggerakkan

10 Juni 2024   19:02 Diperbarui: 10 Juni 2024   21:04 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bahan Bacaan: Buku Pegangan Edisi 2021, hlm. 65, no. 3.

Para saudara terkasih, sebagai orang Katolik, apa yang Anda rasakan ketika melihat salib Kristus? Coba amati salib saat memasuki gereja atau salib yang tergantung di dinding  rumah Anda masing-masing. Apa perasaan Anda? Mungkin ada di antara kita yang merasa bersalah karena salib dan patung tersebut mengingatkan kita pada penyaliban Tuhan Yesus, merasa takut karena berdosa atau perasaan-perasaan lain.

Saudara yang dikasihi Tuhan, saya sering menemui orang-orang datang ke gereja, ikut perayaan liturgi karena merasa bersalah. Merasa merasa telah melukai, menghina, mengkhianati Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dipenuhi rasa berdosa dan ketakutan menerima karma kalau tidak ikut liturgi bersama komunitas gereja.

Saya ingin mengajak kita menghayati iman dengan cara yang berbeda. Sebab, apabila penghayatan iman dipenuhi ketakutan dan rasa bersalah berlebihan, pembaktian diri kita pun terasa berat. Kita juga merasa jauh dari Tuhan. Mari kita melihat sisi lain dari peristiwa penyaliban Yesus. Ketika melihat salib atau lukisan dimana hati dan bekas paku di kedua tangan dan kaki-Nya mengalirkan darah, katakan pada diri sendiri bahwa itu merupakan bukti cinta Tuhan yang tiada tara. Cinta Tuhan tidak mengenal lelah dan batas. Cinta-Nya tergambar dari kasih sayang orangtua yang membekas sepanjang hidup anak-anak.

Bacaan hari ini mengajak kita untuk melayani dengan kekuatan cinta. Cinta yang tulus seperti yang kita dapatkan dari orangtua atau mereka yang mencintai kita sepenuh hati dan dari Tuhan sendiri sebagai Sang Mahakasih.

Pelayanan yang didasarkan pada pengalaman akan cinta dan diungkapkan karena cinta, sungguh tak terternilai. Bunda Teresa dari Kalkuta mendorong kita untuk melayani dengan cinta yang besar. Bunda Maria juga menjadi teladan bagi kita dalam menjawab panggilan Tuhan dengan hati penuh cinta. Semangat dan suasana hati yang penuh cinta kasih memampukan dia melakukan kehendak Tuhan dengan setia sampai akhir hidupnya.

Ave Maria

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun