Menjadi Legioner yang Melayani

Inspirasi bacaan -> Buku Pegangan No. 4 art.1-2, Pelayanan Legioner; hlm, 13.

Para legioner yang dikasihi Tuhan, bacaan rohani yang kita renungkan pada rapat hari ini berjudul "Pelayanan Legioner". Ketika membaca teks ini, saya langsung menyadari adanya penekanan bahwa kata 'pelayan' tidak hanya dialamatkan kepada para Romo, Frater, Suster dan para petugas liturgi yang sering terlihat tampil di gereja. Tetapi, dengan caranya yang unik dan istimewa, komunitas Legio Maria dapat menjadi pelayan dalam berbagai hal dan tempat.

Seperti komunitas Legio Romawi yang terkenal dengan strukturnya, Legio Maria menjadi bagian terstruktur dalam Gereja. Pada umumnya komunitas gereja dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu para klerus, religius/laikal dan awam. Yang termasuk golongan klerus adalah Paus, para Uskup, para Presbiter (yang kita kenal dengan sebutan: romo), dan para diakon. 

Kaum religius ialah para suster, bruder atau para anggota suatu tarekat religius tertentu seperti Ordo Salib Suci, Ordo Fratrum Minorum, Alma, dst. Sedangkan kaum awam ialah semua umat beriman Katolik yang telah dibabtis tetapi bukan klerus atau anggota suatu tarekat religius.

Dalam menghidupi perannya sebagai pelayan, masing-masing kelompok di atas mengambil spiritualitas atau semangat hidup sebagia panutannya. Misalnya, ada tarekat religius yang menghidupi spiritualitas St. Fransiskus dari Asisi. Dia dikenal menghayati kemiskinan dan memiliki kedekatan dengan binatang-binatang serta alam ciptaan. 

Ada juga yang meneladan buda Teresa dari Kalkuta. Dia dikenal menaruh perhatian atau membaktikan diri para pelayanan terhadap orang terlantar. Sedangkan para legioner menghidupi spiritualitas Bunda Maria yang diinspirasi juga semangat hidup para tentara Romawi.

Bacaan hari ini berbicara kepada kita bahwa komunitas Legio Maria tidak persis sama dengan tujuan-tujuan legio Romawi. KIta menyaring dan memetik nilai-nilai positif yang cocok untuk kita dari mereka seperti tertulis pada nomor 2, yakni "menjadi persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah".

Salah satu keutamaan para tentara Legio Romawi adalah keberanian. Kita diminta meneladani keberanian mereka dalam mengakui dan berbangga serta menghidupi ajaran iman dimanapun kita berada. Seperti yang Yesus katakan dalam Injil "Apabila kalian dihadapkan kepada majelis atau pemerintah, atau penguasa, janganlah kalian khawatir bagaimana dan apa yang harus kalian katakan untuk membela dirimu. Sebab para saat itu juga, Roh Kudus akan mengajarkan kepadamu apa yang harus kalian katakan".

Para legioner yang dikasihi Tuhan, pelayanan kita seringkali tidak mudah. Muncul penolakan, cemooh, gosip dan tanggapan menyakitkan dari orang lain. Tetapi - sebagai pengikut Kristus - kita harus berani mewartakan Injil, melayani sesama, memberi kesaksian iman agar kita berbuah. Kita percaya bahwa niat baik, pengorbanan tenaga dan pikiran yang tulus demi kebaikan sesama berharga di mata Allah.

Dengan berbagai cara, Tuhan menyertai kita. Roh-Nya menguatkan serta memberi kebijaksanaan. Itulah yang memampukan kita menghadapi situasi yang terasa sulit untuk kita lalui.