Mohon tunggu...
Dominikus Waruwu
Dominikus Waruwu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya suka menghabiskan waktu luang dengan membaca buku, menonton film, berolahraga, menulis dan belajar musik. Saya ingin membuat hari-hari saya terisi dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan supaya hidup menjadi maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kita Meneladan Cara Hidup Sang Idola (Alokusio)

3 Mei 2024   14:21 Diperbarui: 3 Mei 2024   14:27 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berpose di gereja St. Kristoforus, Faondato, Nias. (Dokpri)

Ketika hendak memutuskan pilihan hidupnya, seseorang - terlebih dahulu - mencari informasi tentang cara hidup, profesi atau pasangan yang mau dipilih. Seorang calon imam mencari informasi tentang ordo atau lembaga hidup bakti yang hendak dimasukinya. Seorang siswa SMA mencari-cari informasi tentang kampus atau tempat yang paling baik dan memungkinkan baginya  sebelum melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

Salah satu penyebab calon imam atau calon suster memutuskan bergabung dalam suatu ordo atau tarekat yaitu ketika merasa hal yang sangat baik, sesuatu yang positif dan memikat hatinya tidak ditemukan di tempat lain. Sesuatu yang positif itu biasanya dialami saat mengalami live in. Dengan live in, seorang gadis calon akan bertemu dengan para suster di biara. Seorang pemuda juga bertemu dengan para frater dan romo yang biasa dikunjunginya. Pertemuan yang hanya berlangsung beberapa hari itu akan memberi kesan bagi calon. Kesan yang didapatkan bisa positif, tetapi tidak tertutup kemungkinan pada pengalaman sebaliknya.

Para saudara legioner yang terkasih, faktor utama yang sangat memengaruhi keputusan calon adalah kehadiran sosok teladan, seorang idola yang pantas menjadi panutan hidup. Idola menjadi pembakar semangat karena cara hidupnya yang terpuji. Seorang teladan sangat dibutuhkan. Ketika para anggota merasa malas, kehilangan arah, mereka teringat pada bapak, ibu atau pendahulu yang diidolakan tersebut. Semangat sang idola tersebut tetap terngiang hidup dalam diri sesamanya bagaikan jarum kompas yang menunjukkan arah jalan yang benar. Ia menjadi penyemangat, terutama saat mereka merasa lelah atau kehilangan arah. Mereka terpacu untuk memulai kembali, belajar lagi dan mengembangkan diri demi meraih impian.

Kehadiran sosok teladan dibutuhkan dimana pun kita berada. Kita dapat mengamatinya di dunia politik. Para mahasiswa yang ingin terjun dalam bidang politik mencari informasi tentang tokoh-tokoh terkemuka yang dapat diteladani. Setelah menemukan sosok teladan, mereka akan disemangati untuk melanjutkan karir dalam bidang mereka.

Bacaan rohani yang kita dengarkan hari ini mengingatkan kita pada cara hidup, kisah, jejak dan semangat Bunda Maria. Tentu saja, sebagai legioner, idola kita adalah Bunda Maria Hati Kudus sendiri. Dengan ikut rapat legio, mendoakan catena, mengunjungi umat, menjalankan tugas-tugas, kita hendak belajar dari cara hidup Maria sendiri.

Bunda Maria adalah pribadi yang tangguh. Ada banyak pergumulan hidup yang sulit dihadapi apabila dilihat dari sudut pandang manusia biasa. Tetapi, Maria mampu melaksanakan tanggung jawab yang Tuhan percayakan kepadanya dengan sangat baik. Kita juga dipanggil senantiasa belajar darinya menjadi seorang legioner sejati.

Ave Maria!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun