Mohon tunggu...
Dominikus Waruwu
Dominikus Waruwu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya suka menghabiskan waktu luang dengan membaca buku, menonton film, berolahraga, menulis dan belajar musik. Saya ingin membuat hari-hari saya terisi dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan supaya hidup menjadi maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Membina Relasi dengan Allah Seturut Teladan Santa Katarina dari Siena

30 April 2024   10:24 Diperbarui: 30 April 2024   11:03 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdoa di depan patung bunda Maria, Rumat Retret Civita Youth Camp (Dok. Pribadi)

(Renungan harian untuk Senin, 29 April 2024)

Saudara-saudara terkasih, ketika melihat hal yang indah dan mengagumkan di sekitar kita atau di media sosial, muncul rasa terpesona dalam diri kita. Rasa terpesona itu bisa terhadap barang, uang, takhta atau figur idola tertentu. Apabila rasa terpesona berkesinambungan dan berlebihan, kita munculkan istilah 'nge-fans banget' atau sangat mengidolakan. Memang ada orang-orang yang sangat menggemari sesuatu sampai rela mengorbankan segalanya demi mendapatkannya, termasuk kehidupan mereka sendiri. Tidak jarang juga kecintaan pada barang atau sang idola menggeser posisi Tuhan bagi mereka. Saking sukanya, mereka mengatakan 'pokonya, saya ikut dia, tidak mau mendengarkan yang lain; pokoknya saya memilih itu, tidak peduli apa akibatnya bagi orang lain'. Situasi serupa yang dihadapi oleh rasul Paulus dan Barnabas ketika mewartakan Injil di Likaonia, sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan pertama hari ini. Saat berbicara dengan begitu menarik perhatian, keduanya dianggap dan diperlakukan sebagai dewa Zeus dan Hermes. Orang-orang Likaonia tidak mau tahu lagi bahwa kedua rasul hanyalah orang biasa. Para imam dewa Zaus dan pengikut mereka bersikeras mempersembahkan kurban kepada dua orang yang dianggap dewa itu.

Saudara-saudara terkasih, praktik idolatria atau pemujaan terhadap sesuatu juga bisa terjadi dalam diri kita. Sebab di sekitar kita ada hal-hal yang sangat menggiurkan. Kelihatannya menarik dan dapat memuaskan naluri-naluri kita. Hal itu menyebabkan tidak sedikit orang yang mengejar-ngejarnya sampai mengorbankan seluruh hidup mereka untuk itu. Pertanyaan refleksi adalah, kalau ada roang yang tergila-gila pada barang, uang, popularitas, takhta, seseorang, bagaimana dengan kita? Kalau mereka, seperti mendewakan barang-barang dan kenikmatan duniawi, bagiamana dengan kita?

Dalam Injil hari ini, ketika menyampaikan amanat perpisahan-Nya, Tuhan Yesus meminta kita untuk setia berpegang pada firman-Nya. Karena melalui Yesus Kristuslah, kita mengenal dan menyembah Allah yang benar dan esa. Kita dapat mengatakan hal itu karena Yesus sendiri mengatakan, "firman yang kamu dengar  itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku". Melalui pernyataan ini, Yesus memberitahu kita bahwa dengan percaya pada-Nya, kita tidak menyembah benda-benda ciptaan di dunia, melainkan mengimani Allah yang sesungguhnya.

Sebagai orang Katolik, kita semestinya menjadikan firman Allah sebagai pegangan hidup. Karena itulah yang kita percaya sebagai kebenaran. Santa Katarina dari Siena, orang kudus yang kita peringati hari ini memberi contoh kepada kita. Dikisahkan bahwa dia menjalin relasi yang baik dengan Tuhan sejak masih kanak-kanak. Dia rajin berdoa dan menyelaraskan hidupnya pada Sabda Tuhan. Meskipun menghadapi rintangan berupa larangan dari orangtua atas niatnya masuk biara serta digoda oleh para pemuda yang tertarik padanya, dia tidak meninggalkan Tuhan. Dia tidak mengesampingkan jalinan hubungan yang intens dengan Allah.

Santa Katarina sangat percaya pada karya Roh Kudus yang dijanjikan oleh Yesus, sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini. Tadi kita mendengar bahwa Roh Penghibur yaitu Roh Kudus diutus pada kita. Santa Katarina mendengarkan bimbingan Roh Kudus selama hidupnya. Ia terbiasa melakukan kehendak Allah. Dan kesetiaan membangun relasi yang baik dengan Tuhan itu berbuah manis baginya. Sebagaimana kita ketahui, melalui dia Roh Kudus mengetuk hati Paus Gregorius XI yang mengungsi pada masa itu. Santa Katarina berhasil membujuknya untuk kembali ke Vatikan di Roma dan berdamai dengan para raja yang berkuasa.

Saudara-saudari terkasih bagaimana dengan kita, apakah kita juga memupuk relasi yang baik dengan Allah melalui doa bersama, ibadat, devosi, rosario, ekaristi, legio Maria? Atau kita menyimpan berhala-berhala lain yang menyita perhatian kita dalam bentuk kelekatan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Marilah merenungkan hidup kita masing-masing!


Crescat et Vloreat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun