Mohon tunggu...
Dominikus Waruwu
Dominikus Waruwu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya suka menghabiskan waktu luang dengan membaca buku, menonton film, berolahraga, menulis dan belajar musik. Saya ingin membuat hari-hari saya terisi dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan supaya hidup menjadi maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengenali Kekayaan Seni Bela Diri Cina Melalui Film "Ip Man 4: Finale"

26 April 2024   08:26 Diperbarui: 26 April 2024   08:28 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Saya merasa tertarik untuk membahas film ini pada pembelajaran Antropologi dalam hal mengenal suatu budaya atau kekayaan masyarakat tertentu melalui film. Film ini menunjukkan kekayaan bela diri Wing Chun dari Cina. Pemeran utamanya adalah Donnie Yen sebagia Master seni bela diri Wing Chun tersebut. Ada juga para aktor lain yang terkenal seperti Bruce Lee, Scott Adkins yang membintangi film Undisputed II: Last Man Staning, serta beberapa aktor lain yang cukup ahli dalam seni bela diri.

Narasi film tersebut mengisahkan seorang ayah yang sedang mencari sekolah yang layak bagi anaknya di Amerika Serikat. Namun dia malah menghadapi berbagai isu rasis di sana. Ada seorang gadis keturunan Cina yang sekolah di Amerika yang sering mengalami konflik dengan teman sekolahnya karena rasisme. Dikisahkan juga, seorang ayah kesulitan mendapat rekomendasi dari pihak sekolah untuk mendaftarkan putranya di salah satu sekolah

Di sisi lain, Master Wan tidak senang dengan kelakuan Bruce Lee, murid Master Ip karena membuat banyak kegaduhan. Maka ketika Master Ip melindungi Yonah (anak dari Master Wan), ia mengira itu merupakan modus Master Ip untuk mendapatkan surat rekomendasi buat anaknya. Di situ terjadilah perkelahian berkelas kedua ahli bela diri. Pertarungan sengit itu akhirnya berhenti. Bukan karena ada yang melerai atau salah satunya tumbang, tetapi karena gempa berskala tinggi terjadi. Sebelum pulang ke rumahnya, Master Ip mengingatkan Master Wan guna dari bela diri China. Ia mengatakan bahwa bela diri bukan masalah menang-kalah, tetapi untuk mengubah pandangan tentang orang China.

Dalam seluruh film, Master Ip merupakan sosok yang rendah hati, membawa diri dengan tenang, tidak mudah terpancing, sabar dan punya inegritas diri. Namun kerendahhatian  tidak berarti takut atau mengalah. Dia menolak menyerah di hadapan ketidakadilah dengan menggunakan seni bela diri Wing Chun yang merupakan kekuatan dan kekayaan kebudayaan. Ia melindungi orang-orang yang ditindas seperti Yonah yang dirundung teman sekolah karena ia keturunan tidak seetnis dengan mereka. Dalam berbagai pertarungan diperlihatkan keahlian Master Ip dibanding para petarung lainnya. Ia mampu menghentikan kebengisan petarung yang secara tiba-tiba mengacaukan festival budaya serta melukai beberapa Master yang menghadang kelakuannya itu.

Pada intinya seni bela itu menginspirasi banyak orang tentang semangat dan integritas pria yang mencintai keluarga dan negaranya. Ahli dalam bertarung menjadi modal untuk membela yang lemah, memperjuangkan kesetaraan, memerangi rasisme, mencintai perdamaian dan kerjasama antarkelompok, ras, warna kulit dan lain sebagainya. Pola berpikir yang bersifat mendiskriminasi sangat ditentang dalam film ini. Kiranya hal tersebut membangkitkan kesadaran dalam diri kita juga.

Menutu saya film ini memberikan pelajaran bagi kita juga bahwa diskriminasi atas dasar apapun menjadi beban yang tidak mudah diterima oleh siapa pun. Ada banyak saudara-saudara kita yang merasakan sendiri kesedihan dan penderitaan karena perundungan dan diskriminasi, dipersulit hanya karena mereka berbeda. Walaupun mereka tidak pernah meminta-minta supaya dilahirkan dalam etnis tertentu. Kita tidak pernah memilih dimana kita dilahirkan dan dalam keluarga seperti apa. Melalui yang patut ditonton ini, kita belajar bagaimana menerima perbedaan.

Terima sesama, beri ruang bagi mereka. Menariknya, keunikan bukanlah kesalahan. Keunikan adalah kekayaan dan tawaran bagi kita untuk membuka mata pada hal baru dari kacamata mereka. 

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun