Pembahasan
Mengenal Fenomena Kenabian
Fenomena kenabian bersifat sangat beragam dan kompleks. Kita mendapat gambaran tentang identitas tersebut dengan menyebutkan istilah-istilah yang gunakan untuk para nabi, di antaranya adalah ‘pelihat’, ‘nabi’, ‘abdi Allah’, ‘insan Allah’, ‘hamba Allah’, ‘orang yang penuh dengan Roh’, dan ‘utusan Allah (Viktorahadi, 2022). Dalam perjalanan sejarah bangsa Israel, ada banyak nabi yang bermunculan, salah satu di antaranya adalah Nabi Yeremia. Selain para nabi yang melayani Allah, ada juga nabi-nabi yang mengaku dirinya nabi.Â
Mereka ini tidak benar-benar mendapat pesan dari Allah untuk disampaikan kepada bangsa Israel, oleh sebab itu mereka disebut sebagai nabi-nabi palsu.
Mengenal Nabi Yeremia
Nabi Yeremia lahir pada tahun 645 sM (Viktorahadi, 2022). Ia berasal Anatot, suatu kota kecil di bagian Utara Yerusalem. Ia dipanggil dalam tugas kenabian ketika masih muda. Ia menjalankan tugas kenabian selama 40 tahun (626-580 sM).Â
Walaupun dibesarkan pada waktu yang sangat baik, akan tetapi ia meninggal sebagai orang buangan di tanah Mesir pada situasi yang sangat buruk pada tahun 581 sM. Pada waktu kematiannya, Yerusalem telah dihancurkan, bait Allah telah dibakar sampai habis, orang-orang Yahudi telah dibuang ke Babel sehingga Yehuda bukan lagi sebuah bangsa ketika itu (Bergant & Karris, 2002).
Yeremia memiliki keserupaan dengan Yesus. Ada beberapa contoh yang dapat kita sebutkan tentang Nabi Yeremia yang mirip dengan pengalaman Yesus, di antaranya: mengajar dalam perumpamaan, ditolak oleh bangsanya, menangisi bangsanya dan diadili. Hal yang serupa juga dialami oleh Yesus selama hidup-Nya di dunia. Nubuat Yeremia tentang kehancuran Yerusalem sejajar dengan nubuat Yesus akan kehancuran Yerusalam dalam Kitab Perjanjian Baru (Bergant & Karris, 2002).
Pergumulan Nabi Yeremia
- Panggilan Nabi Yeremia
Nabi Yeremia mengakui bahwa ia tidak memiliki kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh seorang nabi. Ia tidak pandai berbicara, sebab ketika itu ia masih muda (1:6).Â
Mengemban tugas kenabian bukanlah sesuatu yang mudah baginya, sebab pada umumnya para nabi hidup menyediri, seringkali ditolak, dianiaya bahkan disingkirkan. Tetapi dengan dasar ketaatan pada Tuhan, ia menjalankan tugas kenabian itu. Allah menjadi kekuatan yang memberdayakannya dalam menghadapi musuh-musuhnya sehingga ia menang atas mereka (Bergant & Karris, 2002).
- Khotbah Nabi Yeremia