Mohon tunggu...
Unu D Bone
Unu D Bone Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar Sama-Sama

Kadang suka jalan-jalan, kadang suka diam di rumah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toleransi: Tidak Saling Menunggingi

20 November 2020   22:08 Diperbarui: 20 November 2020   22:14 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita tentang si Ana yang sakit karena disuanggi si Boko karena lamarannya ditolak beredar dari sana. Atau cerita tentang om Mundus berselingkuh dengan tanta Lusia di bawah pohon-pohon pinang juga menyebar dari sana.

Sumber air juga menjadi tempat banyak anak berkumpul dan berbagi cerita. Setiap sore, setelah semua pekerjaan harian dilakukan, anak-anak dan pemuda berkumpul untuk mandi di sumber air. Biasanya para perempuan akan lebih dahulu mandi dan mencuci, sementara para lelaki menunggu di padang kecil pinggir hutan dekat sumber air. Setelah para perempuan meninggalkan sumber air dan hari mulai gelap, giliran para lelaki yang akan mandi.

**

Liburan kenaikan kelas tiba. Agus, anak tetangga yang SMP itu, juga beberapa anak SMP yang lainnya dari kampung kami berkesempatan pulang ke kampung. Ini sesuatu yang luar biasa. Kami yang masih SD selalu memandang mereka dengan kagum. Betapa kami ingin segera seperti mereka, bersekolah di kota kecamatan, tinggal di asrama, tahu banyak hal, dan masih banyak hal lagi.

Suatu sore, ketika sedang menunggu giliran mandi di sumber air, saya bertanya kepada Agus, apa itu toleransi. Entah malas meladeni pertanyaan seorang anak kecil atau memang anak tetangga ini tidak tahu, dia menjawab bahwa toleransi itu artinya "matol". Tentu saja jawaban ini membingungkan.

Saya lantas lanjut bertanya, minta penjelasan, apa maksudnya "matol" tersebut. Dengan gaya cuek Agus menjawab, "Matole nan nakam ho-mtole om, au tole et." Oke. Jawaban cukup memuaskan rasa ingin tahu saya saat itu. Jawaban anak SMP tentu benar.

**

Selesai liburan. Saya masuk sekolah dengan senang. Saya sudah kelas tiga sekarang. Pindah ruangan kelas, satu ruangan ke arah timur - posisi ruangan kelas di sekolah kami diurutkan searah matahari terbit, kelas satu paling barat dan kelas enam paling timur. Wali kelas juga baru, seorang ibu guru, yang mengampu semua mata pelajaran kelas tiga, kecuali pelajaran agama dan pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan (penjas-orkes).

Pada mata pelajaran PMP, muncul kata toleransi. Ketika sampai topik ini, ibu guru bertanya, siapa yang tahu arti toleransi. Tidak ada yang tahu, kecuali saya. Saya sendiri yang mengacungkan tangan. Bangga.

"Unu, apa arti toleransi?"

"Matole, ibu," saya menjawab disambut tawa sebagian teman kelas. Raut muka ibu guru berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun