Mohon tunggu...
Dominic Torretto
Dominic Torretto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang mencoba untuk menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Trip

Seribu Baru Songgo Langit: Eksplorasi Wisata Alam Imogiri

5 Juli 2023   10:44 Diperbarui: 10 Juli 2023   15:30 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seribu batu songgo langit, destinasi wisata alam yang berada di jalan Hutan Pinus Nganjir, Sukorame, Mangunan, Kec. Dlingo, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisata alam yang satu ini menyuguhkan keindahan alam yang asri dengan hawa sejuk dari setiap sudutnya. Seribu batu songgo langit memberikan nuansa bagaikan negri dongeng.Eksplorasi kali ini saya ditemani dengan beberapa teman yang juga dalam rangka mengerjakan tugas kuliah. Perjalanan kami mulai dari kota Yogyakarta pada pukul 12.15 siang, dengan rombongan yang berjumlah 7 orang. Kami berkendaraa menyususri panasnya cuaca siang itu dengan penuh rasa penasaran. Dengan mengandalkan arahan dari google maps kami menempuh jarak kurang lebih 40km dari kota Yogyakarta. Jarak tempuh yang jauh saya iringi dengan obrolan yang tidak penting dengan memberi tahu funfact kepada teman saya jika daerah sepanjang perjalaanan kita sampai tujuan tidak akan pernah menemui indomaret ataupun alfamart. Bahkan pom bensin sepanjang jalan imogiri bantul kita tidak akan menemuinya. Banyaknya lampu merah dan lamanya durasi tiap lampu merah menambah rasa kami untuk segera sampai didestinasi wisata.
Setelah menempuh jalan yang panas dan lama, kami sudah sampai di daerah tempat wisata imogiri dengan susana jalan yang teduh. Sepanjang perjalanan yang berkelok-kelok menaiki gunung diirigi dengan pepohonan rindang di pinggiran jalan. Saya pun agak tertingal juah dengan rombongan saya yang ada didepan. Motor saya agak bermasalah ketika melewati jalanan yang menanjak, namun dengan cara sedikit membelok-belokkan stir motor agar mampu menaiki tanjakan akhirnya saya dapat mencapai lokasi destinasi wisata kali ini. Karena sempat terpisah dengan dua motor didepan, saya rasa dua motor didepan sudah sampai lokasi namun pada saat saya sampai digerbang wisata seribu batu songgo langit, dua motor yang dikendarai teman satu rombongan saya belum sampai. Akhirnya kita memutusakan untuk menelpon mereka, dan pada saat berhasil dihubungi mereka ternyata salah belok saat memasuki tempat wisata, mereka salah masuk ke salah satu wisata yang masih satu jalur yaitu watu goyang. Kami yang sudah sampai di tujuan destinasipun menunggu, sembari menunggu kami membayar parkir dengan tarif  Rp. 3000/motor lalu mencari tempat teduh untuk menunggu dua motor yang belum sampai. Bebrapa menit kemudian dan waktu sudah menunjukkan pukul 13.20 mereka sudah sampai dan kami bersama-sama masuk menuju loket masuk wisata dan membayar Rp. 5000/orang. Setalah itu kami memarkirkan motor dan beranjak untuk sholat dzuhur.
Selesai sholat dzuhur, saya bersama rombongan bergegas untuk mengeksplor tempat tersebut. kami beranjak dari mushola menuju puncak songgo langit yang menjadi tujuan kita datang ke destinasi kali ini. Seribu batu songgo langit ternyata tidak hanya menyuguhkan pepohnan rindang nan sejuk, namun juga terdapat beberapa objek rekreasi yang dapat dijajal oleh pengunjung. Saya bersama rombongan langsung diperlihatkan dengan salah satu objek rekreasi disana yaitu flying fox, dengan rasa penasaran kami ingin mencobanya namun sayangnya kami datang disaat wahana tersebut sedang tidak dioperasikan. Ekplorasi pun kami lanjutkan dengan ke taman kelinci yang letaknya tidak jauh dari flying fox tadi, terdapat beberapa ekor kelinci yang sengaja dibebaskan diarea itu. Pengujung juga dapat berinteraksi secara langsung dengan kelinci-keinci disana yang memang sangat jinak. Kebetulan pada saat itu terdapat pengunjung yang juga sedang berswafoto dengan kelinci-kelinci disana. Setelah puas berinteraksi dengan kelinci dan berswafoto, kami melanjutkan eksplorasi kami menuju trak yang akan membawa kita ke puncak songgo langit. Beranjak dari taman kelinci kami sedikit dibuat heran dengan jembatan yang menjadi penghubung jalan menuju puncak songgo langit. 

Doc Pribadi
Doc Pribadi

Keunikan dari jembatan ini terdapat pada nama yang diberikan yaitu jembatan jomblo, nama yang cukup unik dan membuat topik obrolan kami semkain tidak membosankan untuk menemani perjalanan menyusuri jalan menuju puncak. Pada jembatan ini menjadi salah satu sudut favorit untuk berfoto karena diujung jembatan terdapat dua batu yang begitu besar dan pepohonan pinus yang membuat suasana membawa kita seolah berada ditempat yang jarang dijumpai. Perlahan melewati jembatan jomblo kami melihat spot foto yang cukup menarik disamping dua batu besar tadi, terdapat sela-sela kecil pada batu besar itu dan rumah hobbit yang sangat instagramable tentu sangat disayangkan untuk dilewatkan tanpa ada foto diarea tersebut.
Perjalanan kami lanjutkan kearah track menanjak menuju puncak songgo langit, tangga awal kita mulai dari dekat rumah hobbit. Kami mengira perjalanan hanya sebatas tanjakan yang berada di sepanjang mata memandang, kami pun masih penuh semangat menaiki tangga demi tangga. Sampainya ditengah menaiki tangga salah satu teman saya mulai merasa kelelaan dan saya berinisitatif untuk mengejaknya rehat di bawah pohon sambil minum air mineral yang dibawanya. Saya pun masih merasa terkagum dengan Susana dan rindangnya pepohonan pinus dan ditengah istirahat saya mengambil foto yang menampakkan rindahnya dan teduhnya tempat itu, teman saya juga mengambil foto yang kebetulan ada bapak-bapak yang lewat hendak mencari rumput disekitar situ berlalu sambil menyapa kami. Dirasa sudah hampir mencapai puncak kami bergegas melanjutkan menaiki anak tangga, namun pada saat aank tangga terakhir kita naiki ternyata lokasi puncak songgo langit masih berjalan lagi sekitar kurang lebih 1 km dari anak tangga itu tadi.
Nafas yang masih terengah-engah dan kaki yang mulai terasa berat untuk melangkah, kami tetap berusaha untuk sampai di puncak songgo langit. Kami pun berjalan menyususri jalan setapak kecil yang samping kanan kiri di penuh pepohanan pinus. Sambil menikmati sejuknya udara dan tidak lupa selalu mengabadikan setiap sudutnya, saya berjalan bersama rombongan berjalan menyusuri sunyinya jalan setapak menuju puncak songgo langit. Selang beberapa menit kami sudah sampai didepan gerbang yang bertuliskan “Puncak Songgo Langit”. Rasa lelah yang tadi kami rasakan sontak berganti dengan rasa semangat kembali, rasa penasaran kami juga semakin membuat mempercepat langkah kami. Sebelum sampai di tempat saya sempat membuat lelucon dengan mengaatakan kepada teman saya, “yokk…kita bikin ekspresi yang seolah kita kagum banget dengan kata, wooaahhh…”. Dari situ teman saya menyetujuinya dan kami bersama-sama melangkahakan kaki ditempat yang menunjukkan hamparan pegunungan yang hijau dapat terlihat disitu. Ekspresi yang awalnya kami kira bakal kita buat seolah-olah sangat kagum menjadi benar-benar kagum dengan keindahan alam yang telah kita secara langsung didepan mata. Dua kata yang sama kami ucapkan bersamaan, “Woaaahhh Masyaallah….”. Sambil menghirup udara yang sejuk dan angin yang meniup sepoi-sepoi. Rasa lelah dan pegalnya kaki melalui perjalanan yang cukup jauh terasa terbayar tuntas setelah melihat indahnya pemandangan alam dari puncak songgolangit.

Doc pribadi
Doc pribadi

Sepanjang mata memandang hamparan pegunungan yang luas dan hijau menunjukkan pesonanya sebagai tempat primadona dipuncak songgo langit. Disalah satu spot gardu pandang, kami menikmati suasana yang begitu nyaman ini dengan bercengkraman dan makan-makanan perbekalan. Di puncak songgo langit terdapat pula ayunan dan taman kecil, serta sebuah bangunan kecil yang ada kincir angin bagaikan negri dongeng. Berbagai sudut puncak songgo langit juga banyak spot foto yang sangat disayangkan untuk dilewati.
Tidak terasa kami menikmati suasan dengan bercerita, ngobrol dan makan serta dimanjakan dengan keteduhan dan kesejukan, jam sudah menunjukkan pukul 16.45. Kami memutusakan untuk segera turun dari puncak songgolangit agar tidak terlalu gelap di track yang melewati hutan pinus. Bergegas kami berkemas dan mulai satu persatu menuruni gardu pandang. Kami pun menuruni puncak songgolangit dan mulai menapaki jalan menuju parkiran motor. Setelah kita menuruni puncak dan melewati hutan pinus kurang lebih 30 menit sampailah kita diparkiran motor dan kami lagi-lagi kami harus mengistirahatkan kaki karena jauhnya perjaanan. Setalah dirasa tenaga mulai pulih kamipun beranjak menuju sepeda motor masing-masing dan pulang ke rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun