Proses pembelajaran di sekolah kadang terkesan sunyi senyap bagaikan tanpa penghuni. Kesan tersebut bagi sebagian guru merupakan suatu keberhasilan dalam menenangkan anak sekaligus menunjukkan bahwa guru berhasil mengatasi keributan anak. Namun hal tersebut keliru dan dapat mematikan kreativitas daya pikir anak dalam mengolah materi pembelajaran. Pola atau teknik demikian jika diberlakukan pada pendidikan Asmat maka yang terjadi adalah ketakutan bahkan dapat menimbulkan kebencian terhadap guru. Oleh karena itu, salah satu teknik yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di Tanah Asmat adalah Teknik Pembelajaran Ala Jew.
Proses pembelajaran yang berbasis pada teknik pembelajaran pola rumah adat orang Asmat atau yang biasa dikenal dengan nama Jew merupakan salah satu teknik yang tepat sesuai dengan budaya Asmat. Teknik ini kurang disadari oleh sebagian guru yang mengabdi di tanah Asmat termasuk para guru putra daerah sendiri. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam Jew terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian ritual, bagian tukar pikiran dimana di dalamnya terdapat lelucon-lelucon yang membuat orang tertawa dan bagian nasehat yang dibawakan dalam bentuk cerita. Jika dibahasakan dalam bahasa kegiatan belajar mengajar di sekolah maka ketiga bagian tersebut adalah, bagian pembukaan atau pendahuluan, bagian isi dipadukan dengan cerita-cerita lucu yang dapat membangkitkan semangat belajar anak dan bagian penutup dimana terintegrasi dengan nasehat, dan penguatan terhadap pembelajaran yang telah dipelajari.
Oleh karena itu, dalam mendidik pihak sekolah terutama guru setidaknya bertolak dari proses yang terjadi di dalam rumah adat Jew sebagai salah satu teknik untuk mendampingi anak-anak Asmat. Namun, tidak semua proses yang terjadi dalam Jew harus diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran tetapi bagian-bagian tertentu seperti, lelucon ringan dan cerita-cerita bermakna itulah yang perlu diintegrasikan dalam proses pembelajaran di sekolah. Dengan demikian, pendidikan Asmat mampu berdiri kokoh dan berkembang menghadapi tantangan jaman tanpa harus tercabut dari akar budayanya. DORMOMO
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H