“Dah, sana turun… sukses ya…”
“Entar ah”
“Lho…?”
“Masih lima belas menit. Enakan nunggu di sini. Sama kamu. Anget"
“Nanti telat, lho…”
“Empat belas menit dua puluh lima detik”
“Hm… grogi ya?”
“Ng…….”
“Napa? Kamu pasti bisa”
“Ng…….”
“Udah belajar kan?”
“Udah sih…”
“Ya udah, pasti lulus deh. Sana!“
“Ih kok merintah?”
“Oh, maaf bos… Saya lupa kalo situ yang bos. Silahkan turun, bos. Saya kembali ke kantor bapak.”
“Ih…”
“Awww… kok malah nyubit?”
“….”
“Kok malah manyun? Udah sana, tinggal sepuluh menit lagi. Sukses ya…”
“Jam empat jangan lupa jemput ya”
“Ya, bos…”
“…”
“Awww… kok nyubit lagi?
“Dah ah… doain ya…”
“Pasti… Good luck!”
Ah, andai dia bukan sopir papa…
Ah, andai dia bukan anak bos…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H