Ada kemanfaatan positif yang diperoleh dari sub-sektor perkebunan tembakau. Hal itu telah terbukti dalam kehidupan Haji Saidi. Bertani tembakau tidak dapat dipandang sebelah mata. Inilah yang penting diperhatikan oleh siapa saja dari ketiga calon pemimpin nasional masa depan.
Dari obrolan saya dengan Haji Saidi, saya juga tersadar bahwa tembakau bukan sekadar jenis tanaman dalam sub-sektor perkebunan. Namun juga mengandung nilai-nilai budaya dan warisan tradisi.
Dapat kita cermati di daerah-daerah sentra tembakau yang masyarakatnya masih kerap melakukan ritual budaya pra-menanam atau pasca-panen tembakau. Terlihat masyarakat begitu menghormati tanaman tembakau yang menjadi sumber pendapatan ekonomi mereka.
Bertani tembakau menjadi budaya yang terus dilakoni oleh masyarakat di daerah sentra-tembakau. Hingga tercipta warisan profesi--seperti kehidupan Haji Saidi. Hal ini menandakan bertani tembakau menjadi "idola" sejak masa lampau yang tak tergantikan.
Jika Capres Anies dan Ganjar maupun Bacapres Prabowo tidak merumuskan kebijakan yang pro-tembakau ke depan dalam visi misinya, maka tembakau sebagai medium penghasilan keluarga, akses pendidikan, pertumbuhan ekonomi negara, nilai sosial dan budaya, akan berada di ambang keruntuhan.
Siapa saja yang kelak memimpin Indonesia usai Pilpres 2024 harus menaruh sub-sektor perkebunan tembakau dalam porsi penting melalui kebijakan yang terbaik. Siapa saja yang memimpin Indonesia lima tahun ke depan harus berpihak pada nasib petani tembakau.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H