Jakarta - Forum Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara Melanesia atau Melanesian Spearhead Group (MSG) telah menolak permintaan Persatuan Pembebasan Gerakan Papua Barat (ULMWP) pimpinan Benny Wenda memjadi anggota tetap asosiasi.
Diketahui, Forum MSG berlangsung di Port Vila, Vanuatu, 23-24 Agustus lalu. Dalam MSG, Benny Wenda diberikan kesempatan berpidato menyampaikan pandangannya terkait Papua Barat.
Namun delegasi perwakilan Indonesia yang hadir memutuskan keluar ruang forum MSG (walk out) sebab menilai apa yang dikemukakan Benny Wenda sudah pasti tidak benar dan lebih berat menyudutkan sepihak.
Menurut pemerhati isu strategis dan global Prof Dubes Imron Cotan, saat ini telah terjadi pergeseran pandangan negara lain melihat Papua.
Imron menjelaskan, hal ini disebabkan  bangsa lain menyadari bahwa Indonesia adalah negara besar yang diakui di regional serta global. Kemudian juga bila berkonfontasi dengan Indonesia ternyata tidak mengubah status Papua yang tetap bagian integral NKRI.
"Selanjuthya kesalahan pemikiran Vanuatu yang selama ini merasa Papua adalah nenek moyang mereka sehingga perlu diberikan kebebasan. Lainnya adalah akibat pandemi muncul pandangan harus bekerjasama antar-negara berbasis aturan. Terakhir, MSG tidak menerima UMLWP karena bukan entitas berdaulat berdasarkan Montivideo Convention," ujar Imron.
Imron pun mengungkapkan, berdasarkan kajiah ilmiah dan pemantauan yang dilakukan oleh kampus UGM justru ditemukan banyak pelanggaan HAM Â di Papua dilakukan dari para kelompok separatis.
"Oleh sebab itu Benny Wenda sebaiknya sudah mengevaluasi pergerakannya yang selama ini sia-sia dan sudah banyak gagal di forum internasional, antara lain MSG," ucap Imron.
Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Padjajaran Prof Teuku Rezasyah menuturkan, pemerintah harus menunjukkan bahwa pembangunan di Papua dilaksanakan secara sungguh-sungguh.
Hal ini, lanjut Rezasyah, sekaligus juga akan melemahkan amunisi Benny Wenda Cs di forum internasional yang kerap bersuara negatif terkait sikap Indonesia ke rakyat Papua.