Anies Baswedan adalah kandidat calon presiden yang pertama mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) bersama pasangan calon wakil presidennya, yaitu Muhaimin Iskandar. Mereka berdua semangat betul ikut berkompetisi dalam perhelatan Pilpres 2024.
Menilik rekam jejak Anies: sosok pribadi yang intelektual. Bergelar Ph.D dari kampus bergengsi di Amerika Serikat. Anies pernah menjadi Rektor salah satu universitas terkemuka hingga Menteri Pendidikan di Indonesia. Sejumlah buku ilmiah pun pernah ditulis oleh Anies Baswedan.
Sepanjang karirnya, Anies Baswedan selalu menyuarakan keinginannya untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan menciptakan generasi masa depan Indonesia yang terdidik di Indonesia.
Keinginan ini dapat diwujudkannya melalui kebijakan yang tepat jika Anies memang terpilih sebagai Presiden dalam Pilpres 2024. Salah satu bagian masyarakat yang perlu menjadi fokus perhatian Anies untuk mewujudkan capaian pendidikan yang baik adalah anak-anak dari para petani tembakau dan pekerja lainnya yang menggantungkan hidupnya pada Industri Hasil Tembakau (IHT).
Petani dan pekerja IHT juga sudah banyak membuktikan bahwa melalui tembakau lah mereka bisa terus menafkahi anak dan keluarganya, meski dengan tingkat pendidikan yang tidak tinggi namun mereka mampu menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, bahkan sampai lulus perguruan tinggi. Jadi, alangkah baiknya jika 1,8 juta petani tembakau (Kementerian Pertanian, 2020) dan 3,3 Â juta pekerja linting rokok/manufaktur (riset Forum Socio-Economic Studies, 2020) di Indonesia ini terus dapat disokong dan mata pencahariannya juga dilindungi oleh para pemimpin bangsa demi melanjutkan kesejahteraan ekonomi mereka.
Lebih jelasnya lagi, merujuk pada data BPS tahun 2022, ada 99.6% produksi tembakau yang dihasilkan dari perkebunan rakyat. Artinya: lahan tani tembakau yang dikelola secara usaha kecil dan menengah serta usaha turun temurun keluarga.
Dapat disimpulkan mudahnya bahwa 1,8 juta petani tembakau mengandalkan kesejahteraan hidupnya dari bertani tembakau yang dilakukan secara sederhana atau milik turun temurun keluarga. Berarti 1,8 juta petani tembakau di Indonesia menyekolahkan anaknya dari usaha sub-sektor perkebunan tembakau.
Jangan sampai aspirasi dan cita-cita jutaan petani tembakau di Indonesia pupus sebab terganjal kebijakan yang tidak seimbang pada IHT.  Jangan sampai juga jutaan pekerta linting IHT di sektor padat karya ini terkena dampaknya. 1,8 juta  petani tembakau dan 3,3 juta  pekerja linting rokok  di Indonesia pasti ingin kehidupan anaknya di masa depan lebih baik dari orang tuanya. Jika Anies memang nanti terpilih sebagai Presiden, pasti harapan anak-anak petani dan pekerja tembakau mempunyai pendidikan yang tinggi pasti membuncah besar.
Bagi jutaan petani tembakau dan pekerja lainnya dalam ekosistem IHT, keberhasilan menyekolahkan anaknya hingga pendidikan tertinggi merupakan suatu kebahagiaan yang tak tertandingkan. Anak-anak adalah harapan mereka untuk meningkatkan derajat keluarga, mempunyai kehidupan ekonomi yang lebih baik selanjutnya, atau dapat bermanfaat mencerdaskan lingkungannya dengan ilmu pengetahuan.
Harapan dan aspirasi para anggota keluarga pekerja dan petani tembakau (maupun komponen lain dalam IHT) hanya dapat terwujud jika pemimpin Indonesia kelak mampu memberikan kebijakan yang harmonis bagi sub-sektor perkebunan tembakau. Kebijakan yang positif bagi IHT.