Tulisan ini sebenarnya adalah sebuah cerita dari apa yang sudah dilewati oleh saya secara pribadi mungkin sekitar 10-15 tahun yang lalu. Kenapa saya menulis demikian?.. yaaaaa karena saya mengalaminya...hahahahaha.Â
Baiklah kita kembali ke topik yaaa teman-teman. Sebenarmya saya adalah seorang manusia biasa ciptaan tuhan yang maha esa yang diberikan olehNYA kemampuan untuk salah satunya menciptakan sebuah karya berupa lagu. Naahh.....lagu yang saya ciptakan mungkin kalo dihitung lupa saya, mengingat sebelum era digital datang dokumentasi hanya melalui tulusan tangan berupa beberapa lembar kertas musik (yang berisi garis paranada/ meassure) dengan pergerakan nada yang terangkai menjadi melodi.Â
Lantas apa hubungannya dengan judul diatas broo....???.... hmmmmm..... bentar saya hirup kopi saya dulu ya biar enak kita ngobrolnya....." Slruuupphh...Aaaahhh.."... "uenaak tenaann".....lalu kunyalakan rokokku dan mulai menulis lagi....
Kalau ditanya hubungannya apa jelas ada, karena kalau kita mundur sedikit lebih jauh bahwa dalam proses menciptakan sebuah karya musik itu memerlukan pendalaman, pemahaman dan sampai ke pelaksanaannya.  Kenapa tidak, beginii...kita ambil contoh seorang konposer ternama pada zaman atau era klasik-romantik  yaitu Ludwig Van Bethoven. Beethoven adalah sosok musisi (pada zaman itu) yang pemalu dan selalu dipermalukan. Kenapa demikian, karena Beethoveen adalah musisi yang tuli, sehingga dia selalu direndahkan. Dibalik kekurangannya itu terdapat kelebihan yang luar biasa terhadap proses menciptakan sebuah nada yang Amaziingg!!!. Beethoven dalam menciptakan karyanya sangat teliti dan bisa dikatakan perfectionis (pada zaman itu). Lain lagi dengan si "Jenius Mozart. Mozart adalah seorang anak bangsawan yang "liar" dari sisi pergaulan dan sampai ke proses serta karya yang dihasilkannya. Selanjutnya ada Chopin yang sempat menceburkan badannya ke dalam sebuah sungai diakhir karyanya.
Pada zaman modern banyak sekali pencipta lagu dan atau komposer musik lahir. Mereka lahir dengan mengikuti "genre" atau aliran musik. Sebut saja Iwan Fals yang mengusung tema sosial dengan genre balada, kemudian Nugie yang mengusung tema alam dan bergenre balada, dan masih banyal yang lainya.
Pertanyaanya...apa yang membuat mereka dapat menciptakan sebuah karya khususnya musik?...jawabannya adalah "Kreatifitas dan Eksistensi". Menurut Gardner yang mengatakan bahwa manusia mempunyai kecerdasan kreatifitas salah satunya adalah musik. Kreatifitas menurut Gardner merupakan sebuah proses dan hasil yang dibawa anusia dalam menjalani hidupnya sebagai manusia sosial. Selanjutnya Pierce seorang filsuf dari prancis dalam sebuah pemikirannya tentang eksistesialisme humanistik juga mengatakan bahwa manusia itu membutuhkan apa yang dinamakan "eksistensi".dengan tujuan untuk mengenalkan diri proibadinya kepada orang lain sesuai dengan keadaan atau situasi dan kondisi yang terjadi di kehidupan individu dan individu yang lain.
Proses tersebut sudah jelas sangat "sulit' karena dalam proses mencipta tidak hanya dengan mendapatkan "wangsit" semata, tetapi melalui perjalanan panjang dari sang pencipta karya tersebut. Maka dari itu sangatlah wajar apabila mereka sang pencipta karya tersebut layak mendapatkan apa yang dinamakan "hak cipta" sehingga karya yang sudah dibuat dengan proses yang berliku-liku tersebut ada makna dan artinya bagi sang pencipta dan penikmatnya.
Tetapiiii pada  zaman milenial ini sangat tidak sama dengan zaman atau generasi "Z" dulu, kenapa tidak sama, karena sekarang dalam proses pendokumentasiannya sudah memakai alat yang canggih sebut saja alat rekam dari gawai. ketika sebuah karya direkakam kemudian diedarkan secara "ilegal" maka akan banyak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (pembahasan tentang ini tulisan selanjutnya ya teman-teman). Apalagi sebuah patform digital video yang bisa ditonton oleh seluruh manusia di muka bumi ini. Bahkan pencipta dan penyanyi aselinyapun pad bingung karena banyaknya fenomena "cover" lagu. Walaupun sekarang sudah sangat ketat dengan adanya "klaim hak cipta" dari patform digital tersebut tetapi masih saja ada celah dan cara untuk salah satunya "kerjasama".Â
BAiklah teman-teman sekalian terimakasih telah membaca tulissan ringan ini semoga semua makhluk berbahagia. Apabila ada yang ingin diobrolkan lebih lanjut boleh kok tulis di kolom komentarnya ya..RAHAYU
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H