Mohon tunggu...
Linda Siti Komah
Linda Siti Komah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Setiap rangkaian huruf-huruf yang tertuang dalam tulisanku, semuanya atas kehendak-Nya dan curahan Cinta-Nya. Saya nanti kedatangan kunjungan anda di http://dolphin-nda.blogspot.de/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berhakkah kita menilai?

16 September 2012   06:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:24 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kali saya dengar, ketika saya dijalan atau bahkan mendengar langsung dari mulut orang-orang yang saya kenal. „Ih kenapa yah si A mau aja nikah dengan si B, padahal si B itu kurus, item, jelek, pesek pul
a. Atau padahal si B itu cacat, gemuk, untuk mengurus dirinya saja tidak becus bagaimana ingin mengurus pasangannya, bahkan yang ada hanya bisa merepotkan saja.“

Yang terbesit dalam pikiran saya saat itu adalah, tidakkah dia atau mereka malu dengan apa yang telah mereka ucapkan? Bagaimana mereka mampu menilai seseorang dengan sebegitu rendahnya, sedangkan Allah sendiri tidak menilai makhluknya dari sudut pandang fisik, melainkan dari iman dan ilmu yang kita miliki. Tidakkah kita malu kepada Allah yang telah menghadiahkan kelebihan pada fisik kepada kita yang sejatinya jika kita tidak mampu memanfaatkannya ke jalan yang Allah ridha’i maka kelebihan tersebut hanya akan mengundang petaka dan murka-Nya saja.

Salah satu contoh, jika kita diberikan tubuh yang langsing, seksi, wajah yang cantik bahkan rambut yang terurai indah hitam lembut. Maka sebenarnya itu ujian dan banyak dari mereka yang tidak mampu lulus dalam ujian tersebut, sehingga mereka berlenggak-lenggok dengan bangga mempertontonkan kelebihan yang Allah titipkan. Padahal jika Allah mau, dalam waktu beberapa menit kemudian, Allah bisa mengambil kelebihan yang Allah titipkan, contohnya jika orang tersebut sedang mengendarai sebuah kendaraan, tiba-tiba saja terjadi kecelakaan, entah itu luka bakar, entah dia harus kehilangan bagian dari tubuhnya. Lalu apa yang akan dia lakukan? Putus Asa? Sebagian besar memang akan putus asa bahkan akan memilih jalan untuk mengakhiri hidupnya, karena bagi mereka fisik mereka adalah kebanggaan dan hal terpenting dalam hidup mereka. Naudzubillah himindzalik

Jangan sampai kita termasuk kedalam golongan yang membanggakan kelebihan fisik yang Allah titipkan dan kedalam golongan yang merasa berhak menilai seseorang dari fisik mereka, bukan dari hati dan perjalanan hidup mereka. Semoga Tuhan selalu melindungi kita dari hal-hal yang mampu menjerumuskan kita dalam kehinaan abadi.

München, 21 Agustus 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun