Mohon tunggu...
Dolok Yosuadi
Dolok Yosuadi Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Senang menulis artikel umum mengenai film, hukum terkait Perbankan, Perdagangan Internasional, dan WTO

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Singkat Film Joker (2019)

2 Oktober 2019   20:07 Diperbarui: 4 Oktober 2019   07:31 2787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini berdasarkan analisa saya pribadi setelah menonton Film Joker pada tanggal 2 Oktober 2019 di Imax Kelapa Gading. Film Joker sendiri akan resmi Internasional rilis didistribusikan pada bioskop seluruh dunia pada tanggal 4 Oktober 2019.

Film: Joker                             Rated: R(17+)

 


Setelah menonton film Joker garapan Todd Phillips, saya tiba pada kesimpulan film ini memang Film dengan alur cerita lumayan sederhana, kelam dan berkualitas. Tentu saja Film ini tidak cocok untuk dikonsumsi anak-anak karena banyak adegan sadis dan kurang cocok untuk orang- orang yang hanya akrab dengan mindset konsep cerita MCU. 

Setting klasik waktu Gotham City (New York 1981) dengan alur tema cerita psikologi gelap, drama keluarga yang melankolis, kritik terhadap gaya komedi televisi yang merendahkan martabat individu yang merintis karir sebagai pelawak lalu dipadukan dengan kondisi ekonomi yang kolaps akibat pemerintah berkolaborasi dengan pengusaha korup merupakan Giant Chemical Vats versi Joker yang diperankan Joaquin Phoenix.

Joaquin Phoenix sepanjang Film menurut saya memerankan dengan penghayatan luar biasa terhadap karakter Arthur Fleck yang melankolis dan tertindas karena memiliki gangguan Pseudobulbar Syndrome (kelainan mengekspresikan emosi hanya dengan tawa), Kemudian Arthur Fleck yang meliberasikan dirinya sebagai individu dominan dengan persona baru yaitu  Joker lewat aksi membajak stasiun tv dan menjadikan dirinya sosok bak pahlawan bagi kaum marjinal dengan aksi tindak kriminal umumnya yang merupakan pukulan telak bagi kaum Elitis Gotham. Lewat akting seperti ini minimal tembus nominasi Oscar buat Best Actor lah ya, hehe.

Todd Phillips dan Scott Silver nampaknya ingin menyampaikan pesan lewat narasi cerita bahwa anomali anarkisme dalam masyarakat bisa saja terjadi dan hal tersebut sangat realistis apabila unsur-unsur yang ada dalam Film tersedia dalam sistem sosial masyarakat. 

Pengambilan sudut pandang kamera yang fokus terperinci pada Joaquin Phoenix seakan menggugah penonton untuk melepaskan self rightoussness pandangan bahwa Joker sangat salah menjadi objektif menilai sudut pandang Joker pada film. 

Hal-hal tersebut penting sehingga setidaknya setelah selesai menonton film Joker penonton bisa memetik pesan moral untuk selalu berusaha berbuat baik bagi orang-orang dengan situasi kurang beruntung.

                                                                                                                     

skor dari saya: 9/10

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun