Mohon tunggu...
Dola Septiana
Dola Septiana Mohon Tunggu... Penulis - Saya seorang Mahasiswi

Hai, saya tipe orang yang ceria, mudah bergaul dan cukup penuh drama. Saya sangat menyukai menulis puisi, kata-kata, atau bahkan curahan hati. Saya juga suka olahraga, apalagi kalau lagi galau ya, bisa tiap hari nii jogging atau bahkan ngegym. Kalau lagi cape saya sering nangis atau nulis-nulis ga jelas hehehe. Untuk bidang pekerjaan saya lebih ke dalam bidang data-data karna saya teliti. Saya juga seneng kalau bereksplor, nunjukin ide-ide, berbicara depan orang, saya menguasai analisis data. Publik speaking saya bagus, saya tipe yang cepat memahami dan suka ngarang cerita hehehehe. Untuk tulisan saya membaginya menjadi 4 bagian : 1. Artikel tentang pendidikan 2. Diary (Kegalauan) 3. Love (Jatuh Cinta) 4. Cerpen Ok sekian, Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Digitalisasi Uang: Ancaman atau Peluang bagi Stabilitas Moneter?

25 Oktober 2024   13:03 Diperbarui: 25 Oktober 2024   13:18 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: https://www.canva.com/

Sistem keuangan digital sangat bergantung pada infrastruktur teknologi. Jika terjadi gangguan pada sistem ini, seperti serangan siber atau kegagalan perangkat keras, dapat menyebabkan disrupsi besar-besaran dalam sistem pembayaran.

  • Ketidaksetaraan Akses Teknologi

Tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap teknologi digital, sehingga dapat memperbesar kesenjangan ekonomi. Keterbatasan infrastruktur teknologi informasi, seperti jaringan internet yang lambat atau tidak merata, menjadi penghalang utama. Kurangnya kepemilikan perangkat digital seperti smartphone atau komputer, terutama di daerah pedesaan atau kalangan masyarakat berpenghasilan rendah. Dan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi digital membuat banyak orang kesulitan beradaptasi dengan sistem keuangan digital.

Keseimbangan antara Peluang dan Ancaman

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang seimbang. Regulator perlu menerapkan kebijakan yang memungkinkan inovasi sambil tetap menjaga stabilitas moneter. Ini termasuk pengembangan regulasi yang jelas untuk uang digital, perlindungan konsumen, dan memastikan bahwa ada pengawasan yang memadai terhadap transaksi digital untuk mencegah praktik curang dan pencucian uang.

Penting juga bagi bank sentral untuk mengeksplorasi pengembangan CBDC sebagai cara untuk memanfaatkan keuntungan digitalisasi uang tanpa mengorbankan stabilitas moneter. Dengan CBDC, bank sentral dapat mempertahankan kontrol atas sistem keuangan sekaligus memberikan masyarakat pilihan untuk menggunakan uang digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun