World Health Digestive Day: sepertiga penduduk dunia kembung dan sembelit
Tanggal 29 Mei 2016  merupakan Hari Kesehatan Pencernaan Dunia  (World Digestive Health Day). Setiap tahun masyarakat gastroenterologi dunia memperingati hari tersebut dengan berbagai kegiatan, baik simposium maupun pelatihan untuk para dokter. Selain itu, juga dilakukan edukasi seputar kesehatan pencernaan kepada masyarakat, baik melalui ceramah maupun membagikan leaflet. Yang menjadi tema untuk  WDHD kali ini adalah seputar diet dan usus.
Organisasi Gastroenterologi Dunia melalui websitenya menyampaikan 10 fakta dan pesan untuk disebarluaskan ke seluruh masyarakat dunia seputar kesehatan pencernaan, yaitu:
- Sepertiga dari penduduk dunia mempunyai masalah dengan pencernaan, terutama kembung dan sembelit. Gejala bisa muncul bahkan tanpa kelainan fungsi dan struktur dalam saluran pencernaan.
- Konsumsi serat yang adekuat akan merangsang untuk melancarkan kotoran keluar melalui sistem pencernaan, hal ini akan membentuk feses dengan konsistensi mudah untuk keluar. Secara ideal konsumsi serat 30-40 gram per hari.
- Yakinkan bahwa kita sudah mengonsumsi air dengan cukup, serat membutuhkan air untuk membentuk feses. Sedikitnya 2 liter air dikonsumsi setiap hari. Sebaiknya memang air putih yang dikonsumsi, tetapi teh, kopi, dan susu juga baik untuk dikonsumsi dan bukan cairan yang mengandung alkohol. Alkohol memang sangat berbahaya untuk pencernaan dari mulai menyebabkan perlukaan sampai penciutan hati dan kanker hati.Â
- Makanan olahan mungkin kurang bergizi atau kurang mengandung serat dan sering mengandung lemak jenuh, garam yang berlebihan, dan pengawet yang dapat berbahaya untuk tubuh sehingga sebaiknya dihindari.
- Coba untuk makan tidak terburu-buru, proses pencernaan sudah mulai dari mulut. Luangkan waktu saat makan dan makan secara perlahan-lahan, lakukan kunyahan sebelum menelan makanan. Fakta ini memang sebenarnya untuk menjaga kesehatan pencernaan mengonsumsi fast food.Â
- Coba untuk berolahraga dengan derajat sedang sedikitnya 30 menit setiap hari.
- Berhenti merokok. Rokok akan menyebabkan melemahkan klep antara lambung dan esofagus, meningkatkan aliran balik isi lambung kembali ke kerongkongan (refluks) yang dapat menyebabkan panas dada seperti terbakar dan komplikasi lainnya. Rokok juga menyebabkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan meningkatnya risiko terhadap berbagai kanker. Pernyataan ini jelas dan gamblang bahwa rokok sangat berbahaya untuk pencernaan kita.
- Beberapa makanan dapat menyebabkan alergi. Penyebab makanan yang bisa menyebabkan alergi antara lain seafood, terigu, kacang-kacangan, susu, dan telur.
- Gluten, protein yang terdapat pada terigu dapat menyebabkan penyakit Celiac. Penyakit ini dipengaruhi oleh faktor genetik. Penyakit Celiac ini terjadi pada 1% penduduk dunia.
- Diet tertentu (FODMAP: Fermentable-Oligosaccharida-Dissacharida-Monosacahrida- Polyol/sugar alcohol) dapat menyebabkan kembung, nyeri perut, dan perubahan pola buang air besar. Anjuran diet menggunakan diet rendah FODMAP atau bebas gluten dapat menolong mengurangi gejala-gejala yang menyebabkan dispepsia fungsional dan Irritable Bowel Syndrome (IBS). Dispepsia fungsional adalah gangguan pada lambung berupa rasa tidak nyaman dan perih di ulu hati disertai keluhan kembung, begah, cepat kenyang atau rasa panas di ulu hati. Keluhan ini sudah berlangsung dalam 3 bulan terakhir dan keluhan pertama muncul 6 bulan yang lalu. Sedang IBS sendiri adalah suatu keadaan di mana terdapat keluhan nyeri perut disertai perubahan frekuensi dan bentuk buang air besar. FODMAP sendiri sebagai penyebab gangguan pencernaan adalah sekelompok makanan yang tinggi fruktosa atau oligosakarida atau disakarida atau monosakarida atau poliol. Sebaiknya menghindari makanan yang tinggi  FODMAP antara lain bawang merah, bawang putih, singkong, kembang kol, apel, alpukat, kismis, sosis, daging olahan, biskuit coklat, mie, mie telor, mie udon, acar, selai, berbagai pemanis seperti inulin, mannitolm sorbitol, xylitol, sport drink, bir, wine, black tea, mentega, es krim, kefir, susu kambing, susu sapi, susu domba dan keju.
Mudah-mudahan informasi ini bermanfaat untuk kita semua masyarakat Indonesia yang juga termasuk masyarakat dunia.
Salam sehat,
Dr. Ari F Syam
Sekjen PB. Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H