Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Lagi-lagi Hoax Seputar Terompet Menjelang Tahun Baru

31 Desember 2015   16:35 Diperbarui: 31 Desember 2015   16:56 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Seperti tahun-tahun sebelumnya selalu saja di akhir tahun ini beredar isu mengenai berbagai penyakit berbahaya termasuk kanker mulut, kanker lidah, kanker darah, hepatitis, HIV, TBC dan penyakit2 menular lain yang ditularkan melalui terompet.

Jika membaca informasi tersebut orang awampun sebenarnya sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa berita tersebut tidak benar. Karena kanker termasuk kanker mulut, lidah atau kanker darah tidak dapat menular dari satu orang ke orang lain. Betul memang penyebab dari kanker mulut disebabkan oleh virus yang kita namakan virus Human Papilloma (HPV). Virus ini memang bisa menyebabkan kanker lidah, kanker amandel atau kanker tenggorongan Tetapi penularan virus tersebut melalui mulut terutama melalui aktifitas seksual misalnya oral seks, sedang penggunaan alat makan atau sedotan secara bersamaan tidak akan menularkan penyebaran virus tersebut. Termasuk juga orang yang meniup terompet yang habis ditiup oleh orang yang terinfeksi virus ini tidak dapat tertular infeksi tersebut Begitu pula penularan virus HIV penularan juga tidak mudah harus melalui hubungan seksual, jarum suntik, atau komponen darah yang ditansfusi dari satu pasien ke pasien lain.

Bagaimana seputar info penularan kuman TBC melalui terompet? Kuman TBC ditularkan dari satu orang kepada orang lain bukan melalui kontak yang singkat. Tidak seperti infeksi virus influenza bahwa seseorang dapat tertular dengan orang yang sedang mengalami flu dengan sekali kontak. Untuk penularan TBC butuh kontak yang lama dan terus menerus. Selain itu kuman ini ditularkan melalui udara, bukan langsung dari air liur seperti misal setelah meniup terompet. Biasanya orang tertular penyakit TBC jika tinggal serumah dengan orang yang sedang mengalami TBC paru aktif atau teman sekantor dimana kita selalu kontak dengan teman sekantor tersebut dalam ruangan tertutup. Pembantu rumah tangga yang menderita TBC paru aktif dapat menularkan infeksi TBC kepada anak-anak yang diurusnya. Ujung terompet memang bisa jadi sumber penularan penyakit melalui droplet atau air liur yang tersisa pada ujung terompet tetapi tentu bukan penyakit TBC atau penyakit lain yang disebutkan dari informasi yang beredar tersebut.

Disisi lain ternyata ada klaim bahwa untuk mengetes apakah terompet ini suaranya nyaring atau tidak pembuat terompet tidak perlu meniup langsung terompet tersebut tapi dengan bantuan alat yang bisa menghasilkan hembusan sehingga dapat menghasilkan suara. Tetapi bisa saja bahwa coba2 suara terompet itu terjadi di pihak pembeli.

Kalau memang info yang tidak benar seputar terompet ini diyakini oleh masyarakat benar adanya, maka masyarakat akan berpikir dua kali untuk membeli terompet dan akhirnya kasihan para penjual dan pembuat terompet yang kebetulan juga sangat berharap mendapat keuntungan di penghujung tahun ini.

Bagaimana agar kita tidak tertular penyakit yang ditularkan melalui ujung terompet tersebut? Bersihkan dulu ujung terompet yang akan kita gunakan kalau perlu gunakan penyaring khusus ketika ujung terompet tersebut akan kita gunakan kalau kita ragu apakah telah beberapa mulut mencoba terompet tersebut.

Jakarta tampaknya cerah di malam tahun baru ini, mudah-mudahan informasi yang saya sampaikan ini tidak akan membuat anda ragu untuk membeli terompet kalau memang meniup terompet menambah kebahagian dalam menyambut tahun baru.

Selamat tahun baru 2016, semoga kesuksesan selalu menyertai anda di tahun depan.

 

Salam sehat,

Dr. Ari Fahrial Syam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun