Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jangan Lupa “Torpedo” Kambingnya untuk Saya...

11 September 2016   08:58 Diperbarui: 11 September 2016   10:21 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sop kepala kambing (dokpri)

Permintaan untuk mengamankan torpedo kambing saat pemotongan hewan kurban akan meningkat. Sebagian besar masyarakat meyakini bahwa torpedo atau sate kambing setengah matang dapat meningkatkan gairan seksual. Apakah faktanya demikian atau hanya mitos yang terus diyakini kebenarannya oleh masyarakat.

Kita maklum bahwa Hari Raya haji (Idul Adha) identik dengan hari raya qurban. Di hari raya ini sebagian masyarakat akan menikmati makanan yang mengandung daging kambing. Sebagian besar menghubungkan konsumsi daging  kambing dengan peningkatan gairah seksual atau libido. Bahkan ada anjuran jangan makan daging kambing  berlebihan untuk para bujangan karena bisa repot untuk menyalurkan hasrat seksualnya setelah mengosumsi daging kambing tersebut.

Informasi seputar torpedo dan konsumsi daging setengah matang sudah diyakini lama meningkatkan gairah seksual atau libido walau ilmu pengetahuan sampai saat ini masih mengatakan bahwa ini sebenarnya hanya mitos yang terus berkembang di tengah masyarakat. Memang testis kambing banyak mengandung testosteron yang dapat meningkatkan gairah seksual. Tetapi sebenarnya peningkatan gairah seksual terjadi karena multifaktor dan tidak semata-mata berhubungan dengan makanan. Bisa saja karena merasa sudah mengosumsi torpedo kambing seseorang merasa yakin bahwa libidonya meningkat dan bisa saja justru semangat tinggi inilah yang akhirnya meningkatkan libido seseorang tersebut.

Daging kambing termasuk daging sapi termasuk kelompok daging merah yang banyak mengandung lemak. Lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh. Lemak jenuh ini banyak mengandung LDL, lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah kita baik pembuluh darah otak dan pembulih darah jantung. Selain lemak, daging kambing juga mengandung protein hewani. Protein kita butuhkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun. Jadi tetap daging tetap penting karena mengandung protein tinggi yang penting jangan dikonsumsi berlebihan.

Dari sisi pencernaan dampak langsung akibat mengonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit. Daging merah merupakan salah satu makanan yang membuat usus ekstra berat untuk mengeluarkannya. Oleh karena itu harus diimbangi oleh banyak minum dan konsumsi sayur2an.

Kalau kebetulan mempunyai penyakit GERD yaitu penyakit dimana asam atau isi lambung balik arah ke atas kembali ke kekerongkongan, maka GERD-nya akan bertambah parah setelah mengonsumsi daging kambing berlebihan. Apalagi setelah mengosumsi daging langsung tidur karena kekenyangan sehingga akan mencetuskan keluhan penyakit GERDnya. Belum lagi efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah jika daging merah termasuk daging kambing ini dikonsumsi dalam jangka panjang.

Daging kambing termasuk juga daging sapi yang akan menjadi santapan utama hari raya Kurban sekali lagi mengandung zat gizi yang memang kita butuhkan tetapi kalau jumlahnya berlebihan akan mengganggu kesehatan kita. Sekali lagi jangan lupa mengimbangi dengan banyak makan buah dan sayur untuk mengurangi efek samping dari makan daging berlebihan. Selain untuk memperlancar buang air besar serat yang terkandung dalam sayur dan buah akan mengurangi serapan kolesterol di usus halus.

Salam sehat dan selamat menikmati daging kurban.

---

Dr.Ari Fahrial Syam

Praktisi kesehatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun