Renungan untuk anak-anak yang masih punya orangtua
Sebagai dokter penyakit dalam konsultan lambung pencernaan pasien-pasien yang datang kepada saya sebagian besar dengan masalah pencernaan. Problem pencernaan umumnya juga tidak bisa dilepaskan dengan masalah psikis, maka ada istilah brain gut axis.
Artinya bahwa ada hubungan otak kita dengan pencernaan kita. Hubungan yang terjadi bisa seperti ini ketika kita cemas asam lambung meningkat, ketika kita cemas bisa terjadi diare atau sebaliknya ketika kita sedih menjadi susah buang air besar.
Kondisi gangguan pencernaan karena dicetuskan oleh masalah psikis kita kelompokan pada penyakit psikosomatik. Kondisi ini bisa terjadi pada semua umur juga pada orangtua khususnya yang berumur di atas 60 tahun.
Pada beberapa orangtua yang bolak balik kontrol berobat, saya coba eksplorasi dan ajak ngobrol dan sering terungkap bahwa mereka merasa "kesepian" baik yang memang sudah sendiri maupun yang masih ada pasangannya.
Kesepian ini bisa menimbulkan rasa sedih, kesal atau marah karena kurangnya perhatian dari orang sekitar khususnya pada anaknya. Bisa saja si Ibu atau si Bapak masih punya suami atau istri tetapi tetap merasa kesepian karena kurang perhatian dari anak-anaknya.
Mereka kesepian dan mengungkap kalau anaknya sudah lama tidak datang, anaknya sudah lama tidak kasih "sangu". Anaknya sdh lama tidak menyapa.
Para orangtua ini biasanya terindikasi punya stres tapi biasanya tidak menyadari. Pada kesempatan pertama biasanya mereka menyampaikan bahwa mereka tidak stres dan biasa-biasa saja.
Tapi kalau saya tanya bagaimana khabar anak atau cucunya, barulah mereka akan curhat dan kadang menangis ketika bercerita tentang anak atau cucu yang sudah lama tidak datang. Mungkin juga anak-anak mereka tidak menyadari hal ini bahwa orangtuanya bolak balik ke dokter karena masalah pencernaan yang dicetuskan oleh faktor stres.
Untuk mengatasi hal ini tentu para anak-anak harus diingatkan di tengah kesibukan tetap harus ingat pada orangtuanya.