Tim Pengabdian Masyarakat FKUI Berikan Penyuluhan tentang Risiko Penyakit Tidak Menular pada Masyarakat Kecamatan Muara Gembong
Tim pengabdian masyarakat (pengmas) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) berkolaborasi dengan Puskesmas Kecamatan (PKC) Muara Gembong menggelar kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan dasar mengenai penyakit tidak menular (PTM). Kegiatan dilakukan secara luring pada Selasa, 13 Desember 2022 di Lapangan PKC Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Kegiatan pengmas yang diketuai oleh Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB ini terselenggara atas dukungan hibah dari Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia (DPPM UI) 2022.Â
Kegiatan yang mengusung tema "Meningkatkan Kesejahteraan dan Mencegah Kemiskinan Belajar dengan Edukasi Kesehatan" ini diawali dengan peluncuran dan pembagian buku edukasi kesehatan karya saya  yang berjudul "Goresan di Tengah Kesibukan: Edisi Pengabdian Masyarakat".Â
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan kesehatan  mengenai penyakit-penyakit yang harus diwaspadai oleh masyarakat, seperti batu kantung empedu dan hepatitis. Kegiatan diakhiri dengan pemeriksaan kesehatan dasar, meliputi pemeriksaan indeks massa tubuh (IMT), lingkar perut, tekanan darah, saturasi oksigen, dan gula darah sewaktu.
Pada kesempatan ini juga disampaikan upaya pencegahan penting yaitu selalu  hidup sehat dengan makan yang teratur dan cukup gizi, istirahat cukup dan banyak mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran. Cuci tangan pakai sabun yang rutin, sebelum dan sesudah makan dan setelah keluar dari toilet, apalagi penyakit ini tertular melalui makanan dan minuman.
Setelah dilakukan pemeriksaan pada lebih dari 100 peserta dari 6 Desa, ditemukan sekitar 75% peserta mengalami obesitas atau bobot tubuh berlebih dengan indeks massa tubuh >25 kg/m2. Selain itu, data hasil pemeriksaan menunjukkan sekitar 47% peserta mengalami tekanan darah tinggi dan 13% peserta memiliki gula darah melebih batas normal. Data ini membuktikan bahwa prevalensi PTM juga relatif tinggi di daerah perdesaan.
Batu kantung empedu berhubungan erat dengan kadar lemak/kolesterol tubuh yang tidak terkontrol. Secara umum, terdapat empat faktor risiko utama yang sering dikaitkan dengan munculnya batu pada kantung empedu, meliputi berat badan berlebih/obesitas (fat), jenis kelamin perempuan (female), usia >40 tahun (forty), dan status kesuburan baik (fertile).Â
Data global menunjukkan bahwa 6% pria dan 9% wanita di seluruh dunia mengalami batu empedu, dimana 90%-95% kasus merupakan batu kolesterol. Selain itu, obesitas juga diketahui meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami batu empedu.
Beberapa kali penulis mendapatkan pasien yang sudah diobati oleh dokter lain sebagai sakit maag biasa, ternyata saat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi  ditemukan adanya batu pada kandung empedu. Tentunya setelah masalah batu empedunya diobati keluhan sakit maagnya menjadi menjadi berkurang dan bahkan menghilang.
Temuan hasil pemeriksaan berupa angka obesitas, peningkatan tekanan darah, serta gula darah yang tinggi menjadi pertanda tingginya risiko PTM pada warga Muara Gembong. Data pemeriksaan tersebut tentunya menjadi catatan penting (warning) bagi warga dan petugas kesehatan Kecamatan Muara Gembong untuk melakukan screening dan evaluasi kesehatan lebih lanjut, khususnya yang berhubungan dengan PTM.Â