Kekerasan terhadap dokter kembali terulang, bahkan kali ini sampai menyebabkan kematian. Hal itu terjadi pada peristiwa rusuh di Wamena beberapa waktu lalu. Dokter Soeko Marsetiyo (53 tahun) alumni FK Universitas Diponegoro gugur karena mengalami kekerasan fisik.
Saya tidak tahu apa yang ada di kepala orang-orang yang melakukan pembunuhan pada dokter yang memang sedang mengabdi di daerah pedalaman Papua tersebut. Info yang beredar seputar penyebab kematian memang berbagai versi, tetapi yang jelas beliau meninggal karena dibunuh.
Pembunuhan ini sudah menghentikan pengabdian almarhum untuk masyarakat pedalaman Papua. Pembunuhan ini menyebabkan pasien-pasiennya yang sakit menjadi tidak tertolong.
Peristiwa pembunuhan oleh para perusuh yang menjadi viral itu tentunya bisa melemahkan mental dokter-dokter lainnya untuk bekerja di daerah, khususnya di daerah konflik. Terbukti beberapa dokter yang bekerja di Wamena melakukan eksodus keluar dari sana.
Sekali lagi yang akan dirugikan adalah masyarakat setempat itu sendiri. Apalagi kita tahu bahwa Kabupaten Jayawijaya sendiri masih sangat kekurangan dokter.Â
Pemerintah dalam hal ini wajib melakukan langkah-langkah hukum dan pengamanan agar tidak terjadi pembunuhan atau kekerasan kembali termasuk kepada para petugas kesehatan di Wamena.
Miris mengetahui pembunuhan terjadi pada dokter yang sehari-hari bekerja menolong hidup dan kehidupan masyarakat di sana. Ia begitu mengasihi Papua dan masyarakatnya.
Pemerintah daerah pun harus memberikan perlindungan kepada para petugas medis yang memang umumnya berasal dari luar daerah, bukan asli Papua.
Saya sangat menyesalkan dan mengutuk peristiwa pembunuhan terhadap dokter yang sudah 15 tahun bekerja di Papua ini. Sebelum di Wamena, ia sempat pula bekerja di Tolikara sejak 2013.
Untuk para dokter teman sejawat, mudah-mudahan kekerasan kepada Dokter Soeko ini tidak melemahkan semangat kita untuk mau memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat di pedalaman.
Pengaruh alkohol tidak bisa menjadi alasan untuk dengan mudah menghilangkan nyawa orang. Ketika melakukan penyerangan pada seseorang, Anda harusnya ingat-ingat lagi, jangan-jangan yang diserang adalah dokter yang pernah menyelamatkan jiwanya atau anggota keluarganya.