TBC paru pada pasien dengan risiko tinggi menderita HIV AIDS harus dievaluasi kemungkinan terinfeksi HIV.
Kadang kala terjadi gangguan kulit pasien yang terjadi terutama pada tangan pasien bisa menjadi gejala awal HIV AIDS.
Bahkan ada pasien yang datang sudah kejang-kejang akibat virus HIV sudah mengenai otaknya.
Dengan semakin banyak kasus HIV di tengah masyarakat mestinya kemampuan dokter untuk mendeteksi kasus ini tinggi. Semakin cepat diobati semakin cepat kita mencegah komplikasi yang terjadi.
Saat ini pasien-pasien saya yang diobati dan harus minum obat seumur hidup dan juga obatnya gratis dari pemerintah bisa hidup normal tanpa keluhan bahkan berat badan mereka sudah kembali seperti sebelum sakit.
Seks bebas merupakan faktor risiko utama bagaimana virus tersebut berpindah dari satu orang ke orang lain.
Suami atau istri yang menderita HIV akan menularkan kepada istri atau suaminya. Ibu penderita HIV bisa menularkan kepada anak-anak yang dilahirkan. Orang serumah atau orang sekantor atau teman sekolah dengan penderita HIV tidak akan tertular kalau hanya sekedar ngobrol atau bekerja salam satu tim, makan bersama, berenang bersama atau duduk dalam ruangan yang sama.
Stigma yang menakutkan bahwa penderita HIV harus dikucilkan sebenarnya tidak perlu terjadi lagi saat ini.
Buat para penderitapun dengan obat anti retroviral (ARV) saat ini yang tersedia mestinya tidak perlu bersedih hati mengenai masa depannya karena dengan minum obat secara teratur dan tidak terputus. Dampaknya, kualitas hidup penderita  HIV akan lebih baik dan dan tidak akan berbeda dengan orang tanpa HIV.
Kasus ini bisa dicegah dan angka kejadiannya bisa ditekan dengan kesungguhan kita semua agar jumlah kasus ini tidak meningkat. Buat siapapun yang berisiko silahkan periksa status HIVnya untuk mengetahui apakah anda mempunyai virus HIV atau tidak.
Semakin cepat di deteksi semakin cepat diobati semakin rendah menularkan ke orang lain.