Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kenali Gejala dan Penyebab Hipokalemia

15 Juli 2017   07:58 Diperbarui: 15 Juli 2017   19:09 3512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurma sumber kalium / www.kompasiana.com

Istilah hipokalemia atau hipokalemi saat ini muncul lagi ditengah masyarakat. Apalagi hal ini berhubungan dengan terhentinya siaran langsung sebuah TV swasta  karena narasumber tidak bisa melanjutkan wawancara dengan baik karena sakit. Selanjutnya narasumber tersebut melakukan konferensi pers dan menyatakan bahwa yang bersangkutan mengalami hipokalemia. 

Akhirnya karena informasi menjadi viral maka keingintahuan masyarakat mengenai penyakit hipokalemia  ini juga menjadi besar. Teman media mewawancari saya mengenai hal ini, tentu saya bercerita kenapa seseorang tersebut bisa mengalami hipokalemia dan bagaimana gejala ini  jika seseorang tersebut mengalami hipokalemia.

Pengertian hipokalemia sendiri adalah penurunan kadar kalium darah dibawah normal. Sebagian besar laboratorium menggunakan angka 3,5-5,5 mEq/L. Kalium merupakan elektrolit  dan dibutuhkan untuk proses metabolisme didalam tubuh, hipokalemia memungkinkan jantung bekerja secara normal. Penurunan yang terlalu rendah dapat berakibat fatal bagi yang menderitanya, pasien akan mengalami gangguan irama jantung  dan bahkan akan menyebabkan terjadinya kematian. 

Pasien yang mengalami diare sampai terjadi dehidrasi berat dapat mengalami kekurangan kalium sehingga terjadi gangguan irama jantung dan dapat berakhir pada kematian.

Kenapa bisa terjadi hipokalemia?

Secara umum ada 2 hal yang menyebabkan kenapa kalium menjadi rendah, karena asupan yang kurang atau pengeluaran yang berlebihan. Pengeluaran yang berlebihan bisa terjadi melalui muntah, diare atau dari saluran kencing bahkan melalui keringat yang berlebihan.

Asupan yang rendah bisa terjadi karena dalam keadaan sakit sehingga nafsu makan menjadi turun atau karena memang  mengurangi makan atau karena kesibukan sehingga tidak sempat makan.

Pasien-pasien yang dirawat di RS umumnya mengalami hipokalemia karena asupan yang kurang selama mengalami sakit. Pasien bisa  saja mengalami hipokalemia karena adanya kerusakan pada ginjal sehingga terjadi pengeluaran kalium yang berlebihan. Obat-obatan  yang bekerja membuat buang air kecil menjadi berlebihan misal diuretik juga bisa menyebabkan kadar kalium menurun, kadar kalium keluar bersamaan dengan urin kita. Oleh karena itu pada pasien yang mendapat diuretik atau peluruh air seni misal seperti furosemid harus juga  mengkombinasi dengan suplemen kalium atau memberikan obat peluruh air seni yang tidak mengganggu pengeluaran kalium melalui air seni. Begitu pula penggunaan pencahar juga bisa menyebabkan terjadi penurunan kalium.

Pada kasus hipokalemia yang terjadi pada beberapa pasein yang  saya lihat, mereka mengalami hipokalemia lebih karena asupan yang kurang. Hal ini juga menggejala di tengah masyarakat kita karena kesibukan atau karena ingin mengontrol berat badan sehingga kurang memperhatikan asupan makanan dan tentunya asupan kalium juga menjadi kurang.

Beberapa obat herbal yang bisa membuat berat badan turun salah satunya mempunyai efek buang air kecil menjadi meningkat hal ini juga tentu dapat menyebabkan terjadinya gangguan elekterolit.

Apa gejala yang bisa dikenali kalau seseorang mengalami hipokalemia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun