Mohon tunggu...
sonny fadli
sonny fadli Mohon Tunggu... Dokter - pejuang-pemikir

Dokter TSR PMI Kota Surabaya, PTT Mamberamo Raya Papua.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ikrar Kebangsaan Dikumandangkan di Rumah Hos Tjokroaminoto, Surabaya

1 September 2019   21:52 Diperbarui: 1 September 2019   22:04 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu,31 Agustus 2019 Pukul 21.00, tepat pada malam 1 Muharram. Elemen mahasiswa-pemuda-masyarakat jawa timur mengadakan kegiatan Pasamuan Hos Tjokroaminoto. Agendapasamuan ini merupakan agenda rutin tiap bulan yang diadakan di rumah bapakbangsa. Edisi kali ini merupakan edisi spesial peringatan HUT RI ke-74. Temayang didiskusikan yakni "Membangun Indonesia Unggul dengan pendekatan budaya,kebangsaan, dan kemanusiaan". Para narasumber Piere (Tokoh Pemuda Maluku, Atho(Tokoh Pemuda NTT), Ridwan (Aktivis GMKI Jawa timur), dan dr. Sonny (menggantikanstevany, mahasiswa afirmasi papua yang mendadak berhalangan hadir).

Di bulan proklamasi bangsa ini terciderai oleh peristiwa rasialisme terhadap mahasiswa papua di Surabaya dan dengan tempo cepat terjadi kerusuhan di papua dan papua barat. Gerakan yang awalnya aksi solidaritas sepertinya ditunggani oleh pihak tertentu, salah satunya ada sisipan tuntutan referendum, papua merdeka. Anarkisme, pembakaran pasar, pengrusakan fasilitas umum lain membuat situasi di papua dan papua barat menjadi mencekam. Masyarakat kecil lagi-lagi menjadi yang sangat dirugikan atas kejadian yang mestinya bisa diselesaikan dengan kepala dingin. 

IndonesiaRaya berkumandang disusul dengan tari cendrawasih . Selanjutnya, Pak eko selakujuru kunci rumah Hos Tjokroaminoto mengajak teman-teman mahasiwa untuk menjagakondusifitas Surabaya dan jawa timur karena ini terkait dengan nasib masyarakatkecil di papua dan pertaruhan label atau predikat surabaya sebagai kotapahlawan. Elni Nainggolan, moderator acara pasamuan, memulai diskusi denganmemberikan kesempatan kepada keempat narasumber untuk menyampaikan pandanganmengenai peristiwa yang terjadi di papua. Narasumber yang berhalangan hadir,stevany dari papua menitipkan tulisan untuk dibacakan oleh dr. Sonny. Stevanysengaja menitipkan ke dr. Sonny karena beliau pernah mengabdi di papua danmengerti bagaimana papua.

"SayaStevany Rumbobiar, anak kampung tapi bukan kampungan. Seseorang yang tidakpernah bisa memilih lahir sebagai apa, dari darah mana saja. Saya jawa, sayaTobelo, saya Biak, Saya Mandacan, Saya Doreri. Inilah saya bapak, Selamatmerayakan HUT ke-74 NKRI"

"Siapa senang dengan kemerdekaan ini. Siapa yang tak sedih melihat bangsaseperti ini?hanya bermuka dua yang mematung melihat saudaranya diadu. Sayaberdka saya sedih melihat negeri ini. Situasi tanah kelahiran saya saat ini"

"Beratrasanya delima ini. Bicara takut salah (tapi ini demokrasi), diam pun bukansaatnya (apa gunanya diam diri). Cari zona aman (egois) diam tak peduli. Cukuppendidikan saya toh sudah mau selesai. Ingin seperti orang tak memikirkan ini,enak rasanya tapi hati ini gelisah melihat negeriku menderita sakit kronis"

"Kitatidak bisa berteriak paling NKRI tapi perilakuk masih merusak kebhinekaan (cirikhas Indonesia). Terika NKRI harga mati tapi korusi, teriak NKRI harga matitapi menindas, teriak NKRI harga mati tapi seksploitasi sana sini. Inilahnasionalisme yang sempit (chauvinistik). Bahkan apabila dalam hati kita saja(belum berucap kata) menganggap diri paling NKRI dan memandang sebelah matahitam dan pkeriting rambut saya itu pun bisa dikata nasionalisme sempit. Sayakatakan saya NKRI. Dan saya lebih suka dengan apa yang digambarkan MahatmaGandi " my nasionalism is humanity". Saya seorang nasionalis yangberperikemanusiaan."

"Saya punya unek-unek untuk media. Perihal anaslisis yang kurang adil dan bijak dalam menyikapi situasi ini. Tolong yang diliput sesuai isi yang terjadi bukan hanya sekedar supaya nampak name-up, marketable, memihak kepada kepentinganelit politik tertentu. Media harus menjadi corong yang menyuarakan kebenaran,sebagai pemersatu bangsa bukan pemecah belah."

Itulah suara hati stevany, mahasiswa afirmasi papua jurusan kedokteran unair ini. Stevany menitipkan pesan agar siapapun menjaga kondusifitas di papua dan papua barat. Mahasiswa papua dan papua barat selama ini mengenyam kuliah dengan aman di Surabaya dan jawa timur. Hukum harus ditegakkan bagi siapapun yang memprovokasi kejadian di Surabaya dan menyebabkan kerusuhan di papua dan papua barat. 

AthoLose, Piere, Ridwan dan dr. Sonny sepakat bahwa persoalan papua harus segeradiselesaikan dengan cepat dan tepat. Siapapun aktor intelektual yang mendesainperistiwa di Surabaya dan papua harus diadili. Teman-teman mahasiwa papua haruspro aktif untuk menjaga kondusifitas situasi, justru peran kunci nasib rakyatkecil di papua terutama ditentukan oleh teman-teman mahasiswa papua sendiri.  Pasca semua ini kondusif kita harusbergandengan tangan, kita harus berangkulan tidak harus menunggu adanya masalahterjadi. Masih banyak persoalan di Indonesia timur, NTT, ambon dan daerahterdepan lain yang menjadi tanggung jawab kita bersama. Kita jangan mundur kebelakang terjebak dengan isu SARA namun lupa masih banyak yang belum kitabangun.

Diskusiberjalan dengan sangat interaktif, moderator acara merangkum letupan-letupanpemikiran dan gagasan dari mahasiswa, tokoh pemuda dari berbagai daerah yangtinggal di jawa timur. "Berdasarkan obrolan diskusi pada malam ini, bisa kitasimpulkan bersama bahwa dalam menuju Indonesia Unggul haruslah dimulai darisekarang oleh kita semua. Indonesia kini bukan waktunya lagi untuk mundur kemasa lalu dan berbicara sekedar persatuan. Tapi harusnya Indonesia kini sudahberbicara bagaimana caranya mendunia dan mempertajam keunggulan bangsanya. Kitabenahi mulai dari struktural hingga kultural. Pengaplikasian nilai-nilaipancasila mulai dari perundang-undangan, kebijakan, hingga sampai pada lapisanmasyarakat. Perlu pula expose lebih pada kebudayaan kita di kancah dunia, karena budaya kita adalah keunggulan yang utama pula. Dan tentu pula dalam menuju unggul yang dicitakan, perbaikan sistem pemerintahan dari pusat hingga daerah juga perlu diperhatikan, dan segala aspek dari kesehatan hingga pendidikan pula menjadi hal penting untuk ditinjau kembali. Indonesia bukan waktunya untuk saling memukul, tapi waktunya kini untuk saling merangkul. Utamanya daerah terluar sekalipun, karena kita satu tanah air, satu sepenanggungan. Karena engkau adalah aku dan aku adalah engkau."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun