Mohon tunggu...
Nurdin Putra
Nurdin Putra Mohon Tunggu... Dokter - penulis dan praktisi sehat

All for Hypnosis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Amerika pun Sulit Membendung Corona, Bagaimana dengan Indonesia?

26 Maret 2020   18:13 Diperbarui: 26 Maret 2020   18:30 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keadaan Indonesia saat ini. Bagaimana nantinya jika masyarakat yang tidak banyak mendapatkan arahan atau memang tak terjangkau untuk mendapat informasi. Bahkan jika hal ini memburuk apakah mereka mengerti masalah yang kita hadapi ini. Seperti halnya pemberitaan viral, masih ada saja yang berkumpul demi kebersamaan mengatasnamakan penanganan corona, bezoek pasien akhirnya semua masuk kategori ODP dan masih terlihat pula masih ada ajakan keramaian disana-sini yang berpotensi menularkan satu dengan yang lain. 

Bukannya saya membedakan status sosial, ini terjadi di wilayah RW yang bersebelahan dengan RW saya, jarak kurang dari 1 km, dari pemberitaan sangat jelas ada penderita yang positif di wilayah tersebut, ada liputan televisi pula. Tercatat hari ini ada 4 orang positif, berita sudah tersebar dan perlu tindakan nyata dari aparat untuk mengurangi alur berpindahnya manusia antar wilayah, jika tidak ada kepentingan dilarang melintas, mengingat banyak penduduk yang mempunyai mobilitas tinggi ke pusat kerja masing-masing dan sebagian besar melewati wilayah kami. 

Masyarakat tampak tenang saja, seakan saran atau peringatan berita itu hanya kabar berita angin lalu saja atau mereka memang tidak tahu. Hal ini yang perlu dipertegas melalui corong aparat pemerintah entah bagaimana caranya agar suara peringatan jelas terdengar dan semua paham untuk kepentingan bersama. Semangat gotong royong yang ditanam sejak nenek moyang itu sangat berarti dalam kehidupan berbangsa kita, namun untuk saat ini tampaknya sulit untuk dilaksanakan secara nyata guna menunjang kebijakan Social Distancing, menjaga jarak antar umat manusia. 

Bukan maksud memutuskan tali silaturahmi, memutuskan hubungan antar manusia, tapi nilai dengan pikiran positif, ini hanya sementara menunggu surutnya wabah ini karena adanya penularan yang sangat besar dipengaruh hubungan dan kedekatan antar manusia. Pada saatnya wabah berlalu nanti kebersamaan itu terbentuk lagi dalam keadaan sehat dan bahagia bersama.

Bangun diri kita untuk menjadi penyebar berita kebaikan dan pelaku kesehatan bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Perubahan lingkungan terlihat ketika ada satu tindakan yang kita mulai dari diri kita sendiri dengan memberi pengaruh dan contoh yang baik. Anjurkan untuk mengurangi bacaan, tontonan dan informasi yang berulang-ulang karena semua akan menjadi pembenaran dipikiran kita. 

Bagi pembuat atau penyambung berita, sharing tanpa menyaring dulu, diminta untuk stop sekarang juga untuk menyebarluaskan hal yang bersifat pendapat dan bukan dari keahlian dirinya, semua kata orang. 

Sebarkan berita kebaikan dari diri anda sendiri ketika anda melakukan hal yang terbaik tanpa mencontoh dari yang sudah ada dan terpampang didunia maya, tanpa disadari semua bisa menjadi benar dan juga bisa salah karena persepsi dan penerimaan manusia tidaklah sama. Berpegang teguh pada informasi yang benar dan itu untuk anda sendiri, bukanlah untuk orang lain yang sudah menemukan juga cara sehat untuk dirinya sendiri.

Janganlah salah kaprah tentang gotong royong untuk saat ini dengan pola kebersamaan cara berkumpul, rapat dan lain-lain. Menghindari acara-acara yang sifatnya berkumpul banyak orang, seperti acara pernikahan, reuni, arisan dan lain-lain. Social Distancing atau menjaga jarak kedekatan antar manusia dan bekerja dari rumah, sampai saat ini adalah langkah terbaik sebagai pemutus rantai penyebaran dan penularan virus. 

Ingat semua pembaca dan para sahabat, ini hanya sementara dan sesudahnya sehat dan bahagia adalah hak dan milik kita semua. Tetap sehat. Amin

Salam sehat mulia dari sahabat yang mengingatkan kebaikan untuk semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun