Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Dokter Hewan | Pegiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Trip

Pulau Bintan Syurganya Wisatawan

1 Juni 2010   00:56 Diperbarui: 5 Maret 2023   09:25 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin bagi anda pecinta kegiatan traveling alias jalan-jalan, Liburan panjang tahun ini bisa anda isi dengan mengunjungi pulau Bintan. untuk mencapai pulau ini, sangat mudah dan terdapat banyak akses jalan menuju kesana. 


Jangan salah persepsi dulu, Bintan bukanlah pulau kecil. Tetapi merupakan pusat ibukota provinsi kepulauan Riau (KEPRI). Salahsatu tempat wisata yang sangat terkenal di pulau ini adalah wisata internasional Lagoi.

Wilayah pantai Lagoi terdapat di kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Propinsi Kepulauan Riau dengan luas kawasan seluas 23.000 ha. Dimana kawasan wisata ini diresmikan pada 18 Juni 1996 oleh Presiden Soeharto bekerjasama dengan PM Singapore Goh Chok Tong dengan Kontrak selama 70 tahun antara pemerintah daerah kabupaten Bintan dengan pihak pengelola (Bintan Resort Cakrawala / PT. BRC). Awalnya kawasan Lagoi sebagian adalah kawasan milik masyarakat, namun telah diganti rugi oleh pemerintah. Dalam kawasan ini, mampu menyerap tenaga kerja lokal, bantuan beasiswa pendidikan dan membangun sekolah pariwisata yakni Sahid Bintan Tourism Institute (SBTI).

Untuk mengenjot wisata domestik, pengelola dan Pemkab Bintan terus melakukan promosi walaupun dari APBD dananya minim. Bahkan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bintan juga terbesar dari Lagoi. Saat ini ada sekitar 9 resort di kawasan wisata Lagoi, yaitu Nirwana Resort Hotel, Indra Maya Villa, Mayang Sari, Banyu Biru, Nirwana Beach Club, Banyan Tree, Angsana, Club Med dan Bintan Lagoon (Bintantourism.com 2010).

Keindahan pasir pantai yang masih alami dan kondisi alam yang masih baik, membuat turis mancanegara sering mengunjungi kawasan ini untuk berlibur dan rekreasi. Diklaim Lagoi mampu menjaring 40.000 wisatawan mancanegara setiap bulan. Terbanyak dari Singapura. 


Dengan menggunakan feri, jarak 45 kilometer yang memisahkan kedua daerah ini dapat ditempuh dalam waktu 45 menit dan dari Malaysia transportasi ke Bintan dapat juga ditempuh langsung melalui pelabuhan Situlang Laut Malaysis yang terletak di Johor Bahru menuju pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang. Adapun wisatawan terkenal yang terakhir mengunjungi wisata Lagoi salahsatunya adalah Anthony Charles Blair (Tony Blair), mantan Perdana Menteri (PM) Inggris pada 26 April 2010 yang lalu. 

Selain itu, pesona lapangan golf yang mengundang wisatawan mancanegara memberikan tambahan pendapatan bagi Pemda Kabupaten Bintan, sedikitnya Rp 24 milyar setahun. Sayangnya lokasi wisata ini hanya ditujukan bagi kalangan berduit. Biaya wisata semuanya bertarif dollar, baik dollar Singapura maupun dollar AS. 

Untuk memenuhi kebutuhan akan air dan listrik, kawasan wisata Lagoi memiliki penampungan air dan listrik tersendiri yang semuanya dikelola secara tersendiri dan memiliki otonomi tersendiri oleh pengelola. Sehingga permasalahan air dan listrik relative tidak menjadi kendala. Bahkan tempat tinggal dan sarana perumahan lainnya pun disediakan tersendiri bagi karyawan di tempat tersebut (dalam bentuk asrama karyawan). 


Hal ini dikarenakan, karyawan Lagoi tidak diperkenankan keluar masuk area wisata yang tentunya dikhawatirkan mengganggu kenyamanan pengunjung tempat wisata.

Tata guna lahan di kawasan lagoi didominasi oleh hutan bakau dan hutan/pepohonan tropis. Keberadaan ekosistem hutan ini memiliki 3 fungsi, yaitu fungsi fisik, biologi dan sosial ekonomi. Fungsi fisik diartikan sebagai kawasan hutan yang berperan sebagai penahan abrasi atau pengikisan pantai oleh gelombang laut, penahan angin, perangkap sedimen dan penahan intrusi atau perembesan air laut. Fungsi biologi yakni kawasan hutan bakau sebagai tempat berkembang biak (nursery ground) jenis kepiting, ikan maupun udang. Sedangkan fungsi sosial ekonomi mengandung makna bahwa nilai ekonomis serta lahan hutan bakau itu sendiri dapat dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai tempat mencari nafkah serta memenuhi sebagian kebutuhan hidupnya. Bahkan dibeberapa resort dikembangkan penangkaran satwa liar seperti Rusa Tambelan, Kera ekor panjang dll.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun