Pemerintah saat sedang menyiapkan transisi pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Terbukti, pembentukan Badan Gizi Nasional disinyalir menjadi salah satu bagian dari upaya transisi itu.
Namun, apakah pengendalian zoonosis (penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia, atau sebaliknya) juga menjadi atensi serius pemerintahan berikut nya? Ini yang menarik untuk dibahas.
Pasalnya, penyiapan pangan dan gizi sebagai representasi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Badan Gizi Nasional tanpa ada pengawalan zoonosis ini tidak akan optimal dicapai.
Terlebih, dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi penyebaran penyakit baru dan penyakit lama yang muncul kembali berupa zoonosis atau penularan penyakit dari hewan ke manusia.Â
Meski pemerintah telah mengantisipasi kejadian zoonosis dengan menerbitkan Permenko PMK nomor 7 tahun 2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru, namun instansi yang khusus dan serius dalam pengendalian zoonosis masih gamang. Bahkan zoonosis dapat memiliki dampak serius terhadap ketahanan pangan.Â
Penyakit ini bisa menyebabkan kerugian pada populasi ternak dan hewan yang dibudidayakan, mengganggu produksi pangan hewani, dan meningkatkan risiko kesehatan bagi manusia.Â
Tanpa mengesampingkan peranan kementerian/lembaga yang sudah menangani zoonosis, berikut adalah beberapa dampak potensial zoonosis terhadap ketahanan pangan dan gizi nasional:
Pertama, Kerugian Ekonomi.Â
Wabah zoonosis dapat mengakibatkan penurunan populasi hewan ternak, yang berdampak pada ketersediaan daging, susu, dan produk hewani lainnya. Hal ini bisa menyebabkan lonjakan harga pangan hewani dan mempengaruhi kestabilan pasar.