Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui siarannya telah menyampaikan potensi bencana banjir di beberapa wilayah di Indonesia. Hal ini mengingat, pada beberapa hari ini hingga awal tahun 2024 mendatang, curah hujan diprediksi akan cukup tinggi. Pasalnya, Curah hujan dapat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor.
Banjir merupakan bencana alam yang dapat berdampak serius pada lingkungan dan kesehatan masyarakat. Namun, dampaknya terhadap kesehatan hewan kerap diabaikan.
Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang penting yang mesti kita ketahui bagaimana banjir mempengaruhi kesehatan hewan dan upaya yang dapat dilakukan untuk melindungi mereka.
Secara umum, dampak Banjir Terhadap Kesehatan Hewan dan beberapa hal yang patut disimak tatkala banjir melanda adalah sebagai berikut:
Pertama, waspada terhadap Kontaminasi Air. Banjir sering kali mengakibatkan pencemaran air, yang dapat merugikan kesehatan hewan yang mengonsumsinya. Jangan memberikan hewan dengan air minum yang berasal dari air banjir.
Kedua, penyebaran Penyakit. Ketika musim hujan atau dalam situasi banjir, air yang tergenang dan kondisi yang lembab dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit seperti infeksi kulit, penyakit pernapasan, dan penyakit yang ditularkan melalui air.Â
Ketiga, kehilangan Habitat. Banjir dapat merusak habitat alami hewan, terutama bagi hewan liar (non domestikasi) menyebabkan kehilangan tempat tinggal, makanan, dan sarang, yang dapat mengancam kelangsungan hidup mereka.
Keempat, Ketidakstabilan Pangan. Banjir dapat merusak lahan pertanian dan sumber pangan hewan, menyebabkan ketidakstabilan pangan bagi spesies tertentu. Terutama bagi hewan ternak (hewan pangan).
Kelima, upaya Perlindungan dan Penanggulangan. Ketika banjir melanda, penanganan korban pada hewan sering tidak mendapat prioritas.Â
Oleh sebab itu, berikut ini adalah upaya yang patut dilakukan dalam rangka kedaruratan penanganan bencana banjir pada hewan: