Akhir-akhir ini di beberapa wilayah di Indonesia sedang mengalami perubahan cuaca ekstrim. Kadang cuaca panas menyengat, tiba-tiba langsung diguyur hujan yang sangat deras.Â
Akibatnya, potensi penularan penyakit, baik pada manusia, hewan maupun pada tanaman akan dapat terjadi. Tak pelak, beragam upaya pencegahan penularan penyakit harus diupayakan.
Melansir dari JatimNow.com (17/07/2023), Kondisi cuaca tidak menentu membuat tanaman tembakau milik petani di Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur layu hingga mati. Akibatnya, petani setempat mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.
Sementara itu, dikutip dari MedCom.id (17/07/2023), Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta meminta masyarakat meningkatkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Hal itu untuk menekan potensi kenaikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang berpotensi kasusnya meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Kemudian, perubahan cuaca ekstrim dan tidak menentu, juga berpotensi meningkatkan kejadian kasus penyakit virus pada hewan. Hal ini mengingat, kondisi cuaca dapat mempengaruhi kondisi daya tahan tubuh.Â
Untuk hewan peliharaan seperti kucing, salah satu penyakit yang patut diwaspadai adalah penyakit Calici Virus atau Feline calicivirus (FCV).Â
Secara umum, virus ini akan mengakibatkan gangguan pernapasan bagian atas dengan gejala klinis yang muncul diantaranya adalah pilek, bersin-bersin, hidung tersumbat, demam dan terkadang mengeluarkan air liur atau ingus sebagai gejala awal Calicivirus. Bahkan, kucing juga akan mengeluarkan kotoran mata dan hidung dalam jumlah besar.
Selanjutnya, kucing dapat mengalami peradangan pada gusi (gusi kemerahan), perlukaan pada lidah dan lapisan mulut (mengalami stomatitis atau sariawan), sehingga Kehilangan nafsu makan yang berdampak hewan menjadi lemah dan lesu.Â
Selain itu, kondisi Arthritis atau radang sendi juga sering terjadi pada kucing yang terinfeksi FCV.Â