Sebagai seorang dokter hewan, saya sering ditanya tentang obat hewan apa yang cocok untuk mengobati penyakit hewan tertentu.Â
Selain itu, saya juga kerap ditanya tentang penyebab penyakit atas sakitnya hewan, seperti "Kucing saya muntah-muntah, itu kenapa ya dok?" , "Sapi kami tidak mau makan, kenapa ya?" Dan bahkan ada yang bertanya: "Kenapa anjing saya setelah dikasih obat dari klinik hewan, tidak sembuh-sembuh".
Pertanyaan-pertanyaan itu diajukan secara online, baik melalui WA (WhatApps) maupun melalui kanal media sosial, di luar tempat praktik.
Adanya pertanyaan ini, sepintas tampak wajar. Tapi, tahukah anda? Bahwa sejatinya tidak mudah untuk menjawab atas pertanyaan itu. Terlebih, hewannya tidak secara langsung dihadirkan. Alias, konsultasi jarak jauh.
Dalam dunia kedokteran, konsultasi jarak jauh atau konsultasi online, kerap disebut sebagai telemedicine, telemedis, atau telekonsultasi. Bahkan, konsultasi jenis ini pun telah diakomodasi oleh aplikasi tertentu. Sebut saja, seperti Halodoc, Alodokter, Pawlyclinic, Satwagia, Hewania, dan lain sebagainya.
Namun demikian, sejatinya ada beberapa kaidah yang patut diketahui oleh penyanyang hewan (animals lovers) jika berkonsultasi dengan dokter hewan secara online atau jarak jauh.
Pertama, dokter hewan bukan dukun. Oleh sebab itu, kejujuran dan ketepatan informasi yang disampaikan menjadi sangat penting. Jangan ditambah-tambah dan jangan pula pelit informasi.Â
Baca juga: Suntik KB pada Kucing, Bolehkah?Pasalnya, salah dalam penyampaian informasi, dapat berakibat pada salah pada penanganan.
Kedua, konsultasi online sejatinya hanya memberikan informasi penanganan yang sifatnya umum dan bersifat saran, sebelum akhirnya dibawa ke praktik dokter hewan.Â
Dengan kata lain, jika menemukan kasus penyakit hewan yang relatif berat, upayakan langsung ke praktik dokter hewan saja. Apalagi, kasusnya gawat darurat. Jangan memaksakan untuk konsultasi online.