Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Seorang Dokter Hewan | Pegiat Literasi | Pejabat Eselon III di Pemda

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Analisis Penyebab Mahalnya Harga Daging Ayam di Bintan

27 Mei 2023   08:11 Diperbarui: 27 Mei 2023   08:13 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa hari ini, harga ayam dipasaran relatif naik. Di pasar Kota Tanjungpinang, Prov. Kepri misalnya, saat ini harga daging ayam Broiler (ayam potong) mencapai Rp.40 ribu hingga Rp.41 ribu per kilogram. Harga ini naik sekitar Rp.2 ribu hingga Rp.3 ribu dari harga sebelumnya yang dikisaran Rp.38 ribu hingga Rp 39 ribu per kilogram.

Sebagai salahsatu regulator di pemerintahan daerah, penulis mencoba mencari tahu, mengapa harga daging ayam potong pasca lebaran Idul Fitri 1444 H ini justru mengalami kenaikan.

Penyebab Harga Ayam Potong Naik di Pasaran

Menurut informasi yang berhasil kami himpun dari Asosiasi Peternak Unggas Bintan (APUB) dan juga berdasarkan informasi dari salah satu perusahaan perunggasan di Bintan, ada beberapa faktor penyebab harga ayam potong naik.

Pertama, Dikarenakan ketidak seimbangan ketersediaan stok dan permintaan. Lebih banyak permintaan, daripada ketersediaannya.

Kedua, Saat ini stok ayam memang tidak banyak, karena pada periode akhir April 2023, para peternak ayam broiler sebagian besar mengurangi jumlah ayam peliharaannya (chick in nya). Hal ini dikarenakan, kerugian peternak yang sudah berlangsung berbulan bulan dari Januari s/d April 2023.

Ketiga, Harga ayam naik ini terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia. Di Kepri, harga ayam di kandang, tembus diangka Rp 27 ribu per kilogram. Padahal, harga normalnya adalah kisaran Rp 24 ribu hingga Rp 25 ribu per kilogramnya.

Keempat, Adanya cuaca ekstrim di sebagian wilayah Indonesia, termasuk di Bintan, Kepulauan Riau, yang menyebabkan pemeliharaan ayam di kandang tidak bisa mencapai performa yang baik sehingga banyak peternak memilih untuk memanen ayam broilernya lebih cepat/ tidak sesuai jadwal yang semestinya.

Kelima, ada beberapa peternak yang menargetkan panen ayam sebanyak mungkin dimomentum lebaran idul fitri. Bahkan, ayam yang kecil (ayam spring), telah dilakukan pemanenan dan sengaja "beristirahat" pasca lebaran. Akibatnya, pasca idul fitri, terjadi kekosongan kandang yang berdampak pada kekosongan stok ayam dipasaran.

Namun, kita berharap, semoga persoalan mahalnya harga sembako (daging ayam) ini tidak berlangsung lama. Mengingat, daging ayam merupakan produk pangan yang sangat digemari dan dibutuhkan masyarakat. Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun