Walakin, pindah ke Mesir ternyata membuatnya sangat berubah. Ia kemudian kenal dengan beberapa perempuan. Diantaranya adalah ia berkenalan dengan perempuan bernama Maria Girgis. Tetangganya satu flat (kontrakan) yang beragama Kristen Koptik. Namun, Maria rupanya mengagumi Al-Qur'an, dan juga mengagumi Fahri.Â
Pada akhirnya, kekaguman Maria akhirnya berubah menjadi cinta. Sayangnya, cinta Maria hanya tercurah dalam buku diarinya saja. Ia selalu mencurahkan kisah asmaranya melalui diari pribadinya.Â
Kemudian ada Nurul. Seorang perempuan cantik anak kyai terkenal di Indonesia yang juga sedang menimba ilmu di Al-Azhar Mesir.Â
Sebenarnya, Fahri menaruh hati pada gadis manis itu. Namun rasa sayangnya, berubah menjadi rasa minder. Ia menilai, ia tak pantas menyukai Nurul. Karena ia merasa hanya anak keturunan petani dan ini membuatnya tidak pernah menunjukkan rasa apa pun pada Nurul.Â
Sementara itu, Nurul pun juga menjadi ragu dan ia pun selalu menebak-nebak. Sebenarnya Fahri itu suka dengannya atau bagaimana?
Setelah itu, ada Noura, seorang perempuan manis yang juga tetangga kontrakan Fakri. Namun, ia selalu disiksa Ayahnya sendiri. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya. Ia pun hanya empati saja. Tidak lebih. Namun Noura yang mengharapkan lebih. Dan nantinya ini menjadi masalah besar ketika Noura justru menuduh Fahri memperkosanya. Persoalan Fahri dengan Noura membuat kisah dalam film ini semakin pelik.
Kisah Cinta dengan Aisha
Terakhir, muncullah perempuan aktor kunci dalam kisah ini, yakni Aisha. Si mata indah yang menyihir Fahri. Sejak sebuah kejadian di mobil bus (kendaraan umum), saat itu Fahri terlibat diskusi dengan membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku, Aisha jatuh cinta pada Fahri. Dan Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya.
Sebuah kisah cinta yang cukup menyentuh, namun bersyukurnya berakhir dengan kebahagiaan. Bahkan, Fahri selain menikah dengan Aisha, juga menikah dengan Maria. Walaupun kesedihan dan penuh haru dalam perjalanan kisahnya kerap terjadi, terutama ketika Maria menghembuskan nafasnya dalam kondisi sedang salat berjamaah bersama Fahri dan Aisha.
Kesimpulan
Film ini sangat baik dan direkomendasikan untuk ditonton ketika ramadan seperti saat ini, juga angat cocok untuk mengisi waktu luang.
Terbukti, film ini juga meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai film terlaris di Indonesia. Karena jumlah penontonnya terbanyak yakni lebih dari 3,8 juta orang. Sebuah rekor perdana dalam perfilman Indonesia. Sebelumnya, belum ada film produksi lokal yang memiliki penonton sebanyak itu.
Selanjutnya, atas keberhasilan film AAC dan sekaligus untuk memenuhi permintaan penggemarnya, akhirnya pada tahun 2017 MD Picture bersama Sutradara Guntur Soeharjanto kembali menghadirkan AAC jilid kedua. Sebagai film lanjutan dari AAC jilid pertama.