Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Seorang Dokter Hewan | Pegiat Literasi | Pejabat Eselon III di Pemda

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Benarkah Membawa Anabul ke Dokter Hewan Mahal?

23 Februari 2023   15:24 Diperbarui: 24 Februari 2023   01:15 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Freepik.com

Anggapan bahwa membawa anabul (anak berbulu) atau hewan kesayangan ke dokter hewan pasti akan merogoh kocek dalam alias mahal, sejatinya tidak tepat. 

Anggapan ini dapat ditepis, karena nyatanya, tidak semua layanan dokter hewan membebankan biaya pengobatan atau perawatan dengan harga yang mahal.

Di DKI Jakarta misalnya, pengobatan hewan yang dilaksanakan oleh Puskeswan Pasar Minggu, terbilang sangat terjangkau. Bahkan, untuk steril hewan (kucing) biasanya juga gratis. 

Namun, pelayanan ini tergantung program yang telah dicanangkan pemerintah. Puskeswan di berbagai pemerintah daerah,  biasanya juga melakukan kegiatan serupa.

Selain itu, di beberapa klinik hewan di Depok, Bogor, Bandung, Surabaya, Malang, Banda Aceh, Makassar, Batam, Bintan, Medan dan beberapa tempat lainnya juga banyak yang melayani pengobatan dengan harga terjangkau. Kalaupun ada yang mahal, pasti ada alasannya.

Sama halnya dengan pelayanan pada dokter gigi, kesan mahal ketika berobat di dokter gigi juga memiliki alasan. Tapi, kesehatan dan kualitas pelayanan tentu diatas segalanya. 

Bahkan, kadang kita tidak sadar, kita hanya sibuk menghitung besaran pengeluaran, tetapi lupa bahwa jika dibawa ke tempat lain, (tempat bukan praktik dokter), bisa jadi, beberapa hari kemudian kita akan kembali datang. 

Dengan persoalan yang semakin parah atau dengan persoalan/ kasus lain sebagai dampak pengobatan yang tidak sesuai kaidah kedokteran.

Terlebih, pengobatan menggunakan obat keras, seperti antibiotik, wajib hukumnya menggunakan resep dokter. Jika tidak, hewan memang sembuh, tetapi setelah itu, hewan akan resisten terhadap pengobatan antibiotik. Ini yang berbahaya. 

Hewan hanya sembuh sesaat, namun beresiko menanggung kasus yang lebih berat dikemudian hari. Ibarat obat kuat, ia hanya akan memberi kekuatan sesaat, namun setelah itu, persoalan jantung akan menantinya. Wallahualam Bissawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun